ASIATODAY.ID, JAKARTA – Reanda International (Reanda) baru saja dikukuhkan sebagai anggota penuh Forum of Firms sejak 1 Januari 2022.
Dengan status barunya itu, Reanda kini menjadi jaringan firma akuntansi global pertama asal China yang mendapatkan pengakuan dunia internasional untuk kualitas audit yang tinggi. Di Indonesia, keberadaan Reanda diwakili oleh Reanda Bernardi.
Dengan predikat itu, Reanda berkomitmen untuk memfasilitasi pengusaha Indonesia dan China untuk melebarkan sayap bisnis.
Pasalnya, banyak perusahaan asal Indonesia sangat tertarik untuk ekspansi usaha ke China (outbound investment). Sebaliknya, banyak perusahaan asal China juga tertarik untuk masuk ke pasar Indonesia (inbound investment).
“Dengan menjadi anggota tetap Forum of Firms, telah mencerminkan standar kualitas global sehingga produk jasa kami pun dapat diandalkan oleh investor di seluruh dunia,” kata Presiden Direktur Reanda Bernardi, Michelle Bernardi, melalui keterangan resminya, Rabu (19/1/2022).
Michelle menjelaskan, Reanda memainkan peran strategis dalam mengawal pembangunan Indonesia yang berkesinambungan.
Dari sisi Pemerintah Indonesia, sejak 2014, Presiden Joko Widodo merumuskan kebijakan Poros Maritim Dunia (Global Maritime Fulcrum) dengan visi menjadikan Indonesia sebagai negara middle power yang semakin kuat secara ekonomi, politik, dan pertahanan di wilayah Asia Pasifik melalui optimalisasi sektor maritim yang sangat potensial.
Sementara dari sisi Pemerintah China, sejak 2016, Presiden Xi Jinping menjalankan kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) yang bertujuan mempromosikan infrastruktur dan pengembangan konektivitas Asia, Eropa, hingga Afrika.
Menurut Michelle, kebijakan BRI ini komplemen dengan kebijakan Poros Maritim Dunia, khususnya dalam mempromosikan konektivitas dalam negeri dan daerah.
“Jadi, negara kita (Indonesia) dan China menjadi semakin bergantung satu sama lain. China membutuhkan Indonesia untuk memperkuat jalur sutra maritim di kawasan Asia Tenggara, sementara Indonesia membutuhkan China untuk pendanaan infrastruktur Poros Maritim Dunia,” paparnya.
Michelle menyebutkan beberapa mega proyek infrastruktur kerjasama Indonesia dan China di antaranya pembangunan tol laut, pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatra Utara dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara.
“Bahkan, keuntungan bagi Indonesia tidak hanya di bidang infrastruktur, tetapi juga di bidang pengolahan sumber daya alam. Ke depannya, akan ada perjanjian pembangunan smelter nikel untuk diproduksi menjadi baterai di Indonesia,” ungkapnya.
Untuk mengawal implementasi kebijakan BRI ini, Reanda menyediakan layanan bilateral, China Desk, di masing-masing negara anggota Reanda.
“Melalui China Desk, kami berharap dapat mengatasi perbedaan budaya serta memberikan jasa profesional yang lebih mulus berkat dukungan langsung dari kantor global kami di Beijing dan Hong Kong,” tuturnya.
Berkontribusi susun standar akuntansi global
Michelle juga berharap dengan menjadi anggota tetap Forum of Firms, Reanda dapat turut berkontribusi terhadap penyusunan standar akuntansi dan auditing global serta peningkatan kualitas audit. Selain itu, mendukung program-program pemerintah dalam merespons isu-isu terkini di era new reality pascapandemi, digitalisasi, climate change, sustainability/ESG, dan topik-topik penting lainnya seiring dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di dunia.
Reanda menjadi mitra bagi perusahaan-perusahaan lokal dan multinasional dalam melakukan transnational audit maupun aksi korporasi, seperti fundraising, merger dan akuisisi, dan lainnya.
Sebagai perwakilan di Indonesia, Reanda Bernardi menawarkan empat jenis layanan jasa dalam kategori jasa audit, perpajakan, merger dan akuisisi, serta konsultasi bisnis.
Forum of Firms merupakan satu-satunya tolok ukur kualitas audit yang diakui dunia dengan memiliki 32 anggota penuh, termasuk di dalamnya Big Four. Sebelumnya, sejak 2019, Reanda berstatus sebagai afiliasi Forum of Firms. Status keanggotaan penuh tersebut berhasil didapatkan setelah melalui review selama tiga tahun secara ekstensif dan menyeluruh. Reanda pun dinilai telah mengimplementasikan program quality assurance review terhadap seluruh anggotanya yang tersebar di 50 negara/teritori dengan 150 kantor lebih, 250 partner lebih, dan 4.500 staf profesional.
Ketua Umum Reanda International Huang Jinhui bersama dengan Presiden Direktur Reanda International Franklin Lau yakin dengan menyandang status sebagai anggota penuh, pengguna jasa Reanda akan mendapatkan tingkat keyakinan yang sangat tinggi atas kualitas jasa Reanda.
“Karena Forum of Firms merupakan satu-satunya tolok ukur kualitas audit yang diakui dunia,” ujar Huang Jinhui. (ATN)
Discussion about this post