ASIATODAY.ID, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk menjadi provinsi percontohan rendah karbon di Indonesia.
Komitmen itu dituangkan Pemerintah Provinsi Riau dalam nota kesepahaman Pembangunan Rendah Karbon dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Gubernur Riau Syamsuar menegaskan, Riau berkomitmen menanggulangi permasalahan dunia. Salah satunya, dengan menjalankan misi kedua Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2019—2024 yaitu mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan.
Adapun misi itu dituangkan dalam tujuan pembangunan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan yang dikenal dengan Riau Hijau dan menjadi awal inisiatif untuk menjadi salah satu provinsi percontohan rendah karbon di Indonesia.
“Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Pembangunan Rendah Karbon antara Pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional diharapkan dapat membuka jaringan kerjasama kemitraan yang positif dalam melakukan rencana perbaikan yang lebih hijau di masa mendatang,” terang Syamsuar melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kamis (16/01/2020).
Menurut Syamsuar pemerintah Provinsi Riau telah melakukan berbagai upaya untuk menjalankan misi itu, seperti merehabilitasi dan reboisasi lahan.
Untuk mencegah kebakaran hutan, pemerintah membentuk embung dan kanal bloking (water management) di kawasan gambut.
Tak hanya itu, pemerintah juga membantu mengawasi kawasan hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat dengan membuka bahan tanpa bakar, menegakkan humum, memanfaatkan lahan gambut untuk ketahanan pangan dan tanaman ramah lingkungan, serta menggunakan biomassa sebagai sumber energi dan pengelolaan sampah.
Adapun pembangunan rendah karbon merupakan salah satu kebijakan Indonesia untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. Sejalan untuk menjawab permasalahan lingkungan, pembangunan rendah karbon juga diharapkan bisa menjadi motor penggerak perekonomian.
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Riau juga telah mempererat sinergi dengan Provinsi Sumatera Selatan untuk mengantisipasi ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada 2020. Adapun, pada 2019, kondisi Karhutla di Riau kembali parah setelah tiga tahun tanpa asap akibat ratusan ribu haktare lahan terbakar. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post