ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ribuan Ubur-ubur menyerbu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton. Fenomena alam ini sudah terjadi sejak Sabtu lalu.
General Manager PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah mengatakan, ribuan ubur-ubur itu bergerak secara masif dan berkeliaran di bawah conveyor (alat pemindah) batubara pada pukul 03:30 WIB dini hari.
Berbeda dengan peristiwa 2016 lalu, kali ini PJB mempersiapkan langkah penanganan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan listrik daya 800 megawatt (MW) itu.
“Berkaca pada pengalaman tahun 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan Alhamdulillah metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil,” kata Mustofa melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/4/2020).
PJB memastikan menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga biota laut ini tidak masuk ke dalam mesin pembangkit dan tetap terjaga kelestariannya. Ubur-ubur dikendalikan dengan tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring.
Jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini merupakan pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake.
Jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Ketiga, jaring dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Selain pengamanan internal tersebut, PJB juga menggandeng nelayan di sekitar unit pembangkit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini.
Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur.
Sebanyak 15 personel yang dibantu oleh nelayan sekitar bersiaga selama 24 jam dengan sistem shift untuk menjaring ubur-ubur.
“Personel ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” tutur Mustofa. (ATN)
Discussion about this post