ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyatakan, persiapan Indonesia untuk mengembangkan produksi kendaraan listrik secara massal sudah tuntas.
“Kesiapan yang kami lakukan untuk kendaraan listrik itu mulai dari risetnya sudah selesai, prototipenya sudah selesai, tahap selanjutnya adalah bagaimana menscaling up atau mengembangkan produksi dan bisnis,” terang Menristekdikti kepada wartawan usai acara pengumuman Klasterisasi Perguruan Tinggi Tahun 2019 di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Menristekdikti mengungkapkan ada lima perguruan tinggi yang terlibat dalam mengembangkan prototipe kendaraan listrik di Indonesia, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
“Ini sudah diuji coba, sudah jalan dengan baik, tapi bagaimana ke industri ini yang menjadi masalah,” jelasnya.
Menurut Nasir, untuk mengembangkan produksi mobil listrik massal, maka industri komponen mobil listrik harus dipicu tumbuh dengan berbagai dukungan dan insentif, salah satunya dengan insentif pengurangan pajak.
“Kalau ada industri yang akan mengendorse, saya akan bicara dengan Menteri BUMN juga nanti kalau bisa paling lambat 2022 sudah merayap di Indonesia, harapannya begitu,” imbuh Nasir.
Dia mengatakan super tax deduction, yakni pengurangan pajak hingga 300 persen dapat diberikan kepada industri yang mengembangkan mobil listrik tersebut. Insentif itu diharapkan dapat berlaku pada industri komponen kendaraan listrik sehingga menjadi pemicu untuk tumbuhnya industri itu.
Dia mengatakan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pembuatan kendaraan listrik harus ditingkatkan menjadi 60 persen. Saat ini pemakaian TKDN dalam prototipe mobil listrik masih sebesar 30 persen. Komponen krusial kendaraan berbasis listrik yang masih dikembangkan di Indonesia adalah baterai lithium.
“Obsesi saya TKDNnya bisa 60 persen. Kalau prototipe saat ini masih diangka 30 persen,” ujar Nasir.
Sementara itu, Presiden Jokowi berharap di masa akan datang, industri mobil listrik bangsa Indonesia akan tumbuh.
“Kita sudah mulai membuka ruang pengembangan mobil listrik tapi kita ingin lebih dari itu, kita ingin membangun industri mobil listrik sendiri,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan Jakarta, Jumat (16/8/2019). (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post