ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Erick Thohir mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai super hub di kawasan ASEAN.
“Ini sudah saatnya pelabuhan di Indonesia jadi super hub di kawasan ASEAN. Pelindo harus jeli melihat momentum ini karena Indonesia memiliki potensi pasar yang besar,” kata Erick Thohir melalui siaran pers, Rabu (24/11/2021).
Sebenarnya peluang itu sangat memungkinkan dan realistis.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, kondisi makro dan infrastruktur Indonesia dari 2015 sampai dengan 2018, terjadi peningkatan secara signifikan terutama pada bidang infrastruktur dan logistik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing global yang semakin meningkat, ditandai dengan adanya pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan. Penggabungan Pelindo dapat menjadi salah satu upaya yang dapat menurunkan biaya logistik nasional dan memperbaiki Indeks Logistik Nasional.
“Penggabungan ini diharapkan dapat meningkatkan reputasi pelabuhan Indonesia di kancah Internasional, efisiensi lalu lintas barang antar pulau, peningkatan produktivitas dan efisiensi,” jelasnya.
Kementerian Perhubungan telah berupaya untuk melakukan berbagai terobosan untuk menurunkan biaya logistik, diantaranya;
Pertama, menetapkan arah kebijakan pembangunan bidang transportasi laut pada 2020-2024 untuk mendukung konektivitas maritim nasional.
Beberapa hal yang menjadi titik berat dari kebijakan tersebut yaitu, dalam rangka perwujudan logistik maritim di dalam negeri, peningkatan konektivitas sarana dan prasarana, pengembangan pelabuhan hub internasional dan pelabuhan pendukung tol laut, keselamatan, regulasi, teknologi informasi, pemanfaatan pembiayaan alternatif dan revitalisasi kelembagaan.
Kedua, menerapkan Konsep Hub and Spoke pada pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, sebagai salah satu upaya untuk menunjang program Tol Laut dengan harapan distribusi barang dan pengembangan ekonomi di daerah terluar, tertinggal, terdepan dan perbatasan (3TP) dapat lebih optimal.
Ketiga, berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga melalui pembentukan National Logistic Ecosystem (NLE), sehingga proses logistik menjadi lebih efisien dan terintegrasi.
Keempat, digitalisasi layanan kepelabuhanan, baik itu digitalisasi perizinan, pelayanan, seperti: SIMLALA, SITOLAUT, dan Inaportnet, yang telah dimanfaatkan oleh 54 pelabuhan.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan, saat ini terdapat 636 pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan laut. Ditambah dengan 57 terminal yang merupakan bagian dari pelabuhan, serta 1.321 rencana lokasi pelabuhan.
“Kami terus berupaya untuk menurunkan waktu dwelling time, meningkatkan standarisasi kinerja dan juga melakukan pengelolaan pelabuhan secara terpadu,” ujarnya. (ATN)
Discussion about this post