ASIATODAY.ID, JAKARTA – Gerakan besar-besaran untuk mengajak seluruh elemen menghentikan penggunaan plastik, didengungkan di Ibukota Negara, Jakarta, Minggu (21/72019).
Selain dari kalangan aktivis lingkungan, gerakan itu juga melibatkan mentri, para musisi, seniman, karyawan, hingga ibu rumah tangga. Gerakan itu mengambil momentum Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia hingga Monumen Nasional (Monas).
Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam aksi itu mengajak kepada seluruh stake holder untuk berhenti menggunakan plastik.
Susi bahkan mengancam akan menenggelamkan pembuang sampah plastik ke laut. Sebab, selama ini kata dia, mayoritas sampah plastik di Indonesia kerap berakhir di lautan dan mencemari sumber daya perikanan.
Menurut Susi, pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan laut sebagai masa depan bangsa. Setelah dalam periode sebelumnya Susi menggalakkan soal anti illegal fishing, diperiode berikutnya ia menyebut pentingnya menolak sampah plastik.
“Pencuri ikan sudah kita tenggelamkan. Sekarang pencuri ikan pergi, datanglah sampah plastik. Pembuang sampah plastik juga harus kita tenggelamkan,” tegas Susi.
Susi mengatakan sampah plastik saat ini masih sangat banyak kendati sudah ada beberapa daerah yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai.
“Wilayah Indonesia 71 persen laut. Kalau tidak dijaga maka sampah plastik yang dibuang 70 persen berakhir di laut,” terang Susi.
Padahal kata dia, masyarakat Indonesia memerlukan laut yang indah, berikut ikan segar sebagai sumber protein agar menjadi pintar dan sehat. “Kalau tidak, nanti protein kita malah dari plastik,” imbuhnya.
Selain menteri Susi, dalam gerakan itu ada sejumlah musisi, seperti Kaka dan Ridho Slank, band Navicula dari Bali, dan musisi lainnya.
Menurut Kaka, Jakarta harusnya mengambil peran yang lebih besar dalam mengatasi masalah ini.
“Sebetulnya DKI Jakarta harus malu, Bali sudah duluan, Balikpapan juga sudah, Bogor dan Banjarmasin sudah duluan juga, Jakarta harus jadi trendsetter tolak plastik sekali pakai,” ujarnya.
Menurut Kaka, kampanye tolak plastik sekali pakai yang dilakukan dengan aksi pawai jalan kaki dari Bundaran HI menuju Monas adalah untuk mengajak masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta agar ikut berkomitmen mengurangi sampah plastik dengan menolak penggunaan plastik sekali pakai.
Kaka mengatakan mengurangi sampah plastik tidak sulit, cukup sederhana dimulai dari diri sendiri.
“Minum es teh manis jangan pakai sedotan, minum kelapa muda tinggal langsung aja,” ketusnya.
Kaka optimistis Indonesia umumnya, Jakarta khususnya bisa mengurangi sampah plastik yang saat ini menjadikan negara Indonesia sebagai produsen sampah plastik yang dibuang ke laut nomor dua di dunia. Cara itu dilakukan dengan mengubah pola pikir.
“Pola pikir ini kita ubah pelan-pelanlah, pasti bisa,” tukas Kaka.
Dalam kampanye itu, Kaka dan Ridho Slank juga berkesempatan tampil menyanyikan sejumlah tembang Slank untuk menghibur para peserta pawai.
Gerakan pawai Bebas Sampah Plastik ini digagas oleh sebanyak 49 komunitas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Mereka menuntut perusahaan berhenti memproduksi atau menggunakan plastik sekali pakai.
“Aksi yang kami lakukan bersama dengan 49 kolaborator lainnya ini tidak lain ingin mengingatkan masyarakat dan korporasi untuk berubah,” kata juru kampanye urban Greenpeace, Muharram Atha Rasyadi.
Salah satu yang didorong untuk diubah adalah pengelolaan sampah plastik agar lebih bijak. (AT Network)
Discussion about this post