• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Saatnya Indonesia Hilirisasi Timah, Bahan Baku Industri Baterai Kendaraan Listrik

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 16, 2021
in Business
2 min read
0
Potensi Menjanjikan, Hilirisasi Tambang Timah di Indonesia Masih Rendah

Jejak Tambang Timah di Bangka, Belitung. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
56 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia didorong untuk melakukan hilirisasi mineral timah. Pasalnya, Timah menjadi salah satu bahan baku dalam komponen baterai kendaraan listrik.

Namun hilirisasi timah belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari pemerintah, padahal timah dinilai mampu berkontribusi dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik.

Menurut akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM0, Fahmy Radhi, timah sebagai sumber daya alam strategis yang tidak terbarukan, sudah saatnya diolah dan tidak lagi dijual dalam bentuk mentah. Dengan adanya rencana pemerintah untuk membangun industry baterai, tentu menjadi peluang untuk pemain komoditas timah dalam memanfaatkan peluang ini.

RelatedPosts

Produk Sawit Indonesia Kini Bebas Masuk ke Swiss

Bank Syariah Indonesia Mulai Garap Pembiayaan Otomotif

Tertinggi di Dunia, Nilai Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp377,87 Triliun

Murban Energy UEA Siap Investasi Resort Mewah di 4 Pulau di Aceh

Proyek Strategis Nasional Smelter Nikel PT Ceria Ditargetkan Operasi 2024

“Indonesia sudah saatnya melakukan hilirisasi Timah ini. Timah sebagai sumber daya alam strategis harus bisa melakukan diversifikasi produk dan salah satu produk hilirnya bisa digunakan sebagai komponen untuk bahan baku baterai yang akan dikembangkan di Indonesia,” jelas Fahmy di Jakarta, Selasa (16/2/2021).

Fahmy memandang, pemerintah belum begitu serius dalam mengelola mineral timah. Hal ini terlihat dari beberapa kebijakan yang dinilai belum sepenuhnya mendukung hilirasasi produk timah.

“Nikel sudah ada regulasi yang melarang ekspor nikel tanpa diolah dan dimurnikan di smelter di Indonesia. Ini menunjukkan perhatian pemerintah untuk menurunkan ekspor nikel dalam bentuk mentahnya. Kita tentunya juga berharap ada regulasi yang melarang timah di ekspor tanpa diolah misalnya jangan hanya dalam bentuk balokan, tapi diolah dulu,” imbuhnya.

Menurut dia, Indonesia tidak bias lagi mendunda ini dan sudah saatnya komoditas timah harus mendapat perhatian serius dengan potensi mineral yang dimiliki. Percepatan produk hilirasi timah harus segera dilakukan sebelum habis dan hal ini perlu dukungan pemerintah.

“Timah itu kekayaan alam yang harus dikelola negara, ini bisa dilakukan dengan BUMN sebagai representasi negara,” ujarnya.

Sebagai referensi, mineral Timah  Indonesia termasuk golongan  mineral  logam  yang  diekspor  ke  berbagai negara. Sebagai salah satu komoditi ekspor unggulan di Indonesia, proporsi timah sekitar 11 persen pada tahun 2010 jika ditinjau dari pendapatan ekspor mineral logam.

Merujuk data International Tin Research Institute (ITRI), Indonesia tercatat sebagai salah  satu  negara  pemasok  timah  di  pasar  internasional dengan  pangsa  pasar  40  dari  total  produksi  dunia.  Jika  ditinjau  dari  cadangan timah dunia, Indonesia menempati urutan keempat setelah China, Bolivia dan Peru. Sedangkan  jika  ditinjau  dari  potensi  ekspor,  Indonesia  menduduki  peringkat kedua terbesar setelah China sebagai penghasil timah.

Potensi timah  Indonesia  tersebar  mulai  dari  Provinsi  Bangka  Belitung  hingga  Provinsi Kepulauan Riau meliputi Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep dan Pulau Karimun.  Lebih  dari  90 persen  produksi  timah  di  Indonesia  berasal  dari  Provinsi Bangka Belitung.

Berdasarkan  US  Geological  Survey  2006,  cadangan  terukur  timah  di Indonesia  adalah  sekitar  800.000  sampai  900.000  ton.  Dengan  tingkat  produksi rata-rata  sekitar  60.000  ton/tahun,  atau  setara  dengan  90.000  ton/tahun  pasir timah, cadangan tersebut hanya mampu bertahan sekitar 10 hingga 12 tahun lagi, atau hingga tahun 2017 sampai 2019. Jika diasumsikan harga rata-rata timah USD20.000/mton,  sumber  daya  timah  ini  menyimpan  potensi  ekonomi  dengan  nilai sekitar US$ 18 miliar atau sekitar Rp 190 triliun. Dengan demikian dapat terlihat bahwa   tambang   timah   memiliki   potensi   besar   sebagai   penyumbang   devisa negara. (ATN)

Tags: Hilirisasi MinerbaHilirisasi NikelHilirisasi TimahNikelSmelter TimahTambang TimahTimah
Previous Post

Indonesia Siap Bangun PLTS Apung di 11 Bendungan di Pulau Jawa

Next Post

Solidaritas Global, China Sumbang Zimbabwe 200.000 Dosis Vaksin Covid-19

Related Posts

Proyek Strategis Nasional Smelter Nikel PT Ceria Ditargetkan Operasi 2024
Business

Proyek Strategis Nasional Smelter Nikel PT Ceria Ditargetkan Operasi 2024

March 8, 2021
Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai
Business

Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai

March 7, 2021
BHP Nickel West Siap Pasok Nikel untuk Kebutuhan Baterai Tesla
Business

BHP Nickel West Siap Pasok Nikel untuk Kebutuhan Baterai Tesla

March 4, 2021
Garap Nikel, Harum Energy Investasi Rp338 Miliar di Perusahaan Australia
Korporasi

Harum Energy Akuisisi Smelter Nikel Senilai Rp960,40 Miliar

February 23, 2021
Presiden Jokowi Didesak Batalkan Rencana Percepatan Larangan Eskpor Bijih Nikel
Korporasi

PP Presisi (PPRE) Ekspansi ke Bisnis Jasa Pertambangan Nikel

February 20, 2021
Smelter Nikel IWIP Dipersiapkan Jadi Percontohan di Indonesia
Business

Smelter Nikel IWIP Dipersiapkan Jadi Percontohan di Indonesia

February 18, 2021
Next Post
Solidaritas Global, China Sumbang Zimbabwe 200.000 Dosis Vaksin Covid-19

Solidaritas Global, China Sumbang Zimbabwe 200.000 Dosis Vaksin Covid-19

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Hadapi AS, China Fokus Bangun Pengaruh di Negara Berkembang
  • Graph + AI Summit 2021 Kembali Digelar, Konferensi Terbuka di Industri Akselerasi Analitik dan AI
  • Indonesia Jalin Kemitraan Global Capai Energi Bersih Melalui Proyek ACCESS
  • Militer Myanmar Ingin Merapat ke AS dan Lepas dari Cengkraman China
  • Google Donasikan USD25 Juta untuk Pemberdayaan Perempuan di Dunia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.