ASIATODAY.ID, SAMARINDA – Kota Samarinda, Kalimantan Timur menyimpan keindahan alam dan jejak sejarah kebudayaan yang eksotis untuk dinikmati oleh setiap traveler. Salah satu destinasi yang memukau adalah wisata Susur Sungai Mahakam.
Wisata susur sungai ini sangat menarik minat bagi para peserta Seminar Nasional Education is The Most Powerful Tool to Change Civilization, yang telah dilaksanakan oleh Share Education Indonesia, di Samarinda.
Selain menikmati kehidupan masyarakat pesisir sungai, wisata susur Sungai Mahakam ini juga menawarkan obyek-obyek wisata lainnya seperti jembatan, masjid tua Shiratal Mustaqiem, Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center.
Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengatakan, di Samarinda terdapat empat jembatan yang membelah Sungai Mahakam, yaitu Jembatan Mahkota II yakni jembatan yang menghubungkan Sungai Kapih, Kecamatan Sambutan dengan Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran.
“Jembatan ini memiliki panjang sekitar 1.428 meter menjadi jembatan terpanjang di Kaltim. Mulai dibangun tahun 2002 dan dibuka pada 2017,” jelas Hadi dalam keterangan resmi, diterima Senin (7/2/2022).
Selain Jembatan Mahkota II, juga ada Jembatan Mahakam 1 dengan panjang total 400 meter, ruang vertikal 5 meter, mulai dibangun 6 Oktober 1983, selesai dibangun 2 Agustus 1986 dan dibuka pada tahun 1987.Selanjutnya, Jembatan Kembar atau Jembatan Mahakam IV, memiliki panjang total 220 meter, dibangun tahun 2012 dan dibuka pada tahun 2020.
“Jembatan Mahulu adalah jembatan kedua yang menghubungkan Samarinda Kota ke wilayah seberang, yaitu Loa Janan dan Loa Buah dengan panjang 799,8 meter, lebar 16,9 meter, mulai dibangun 2006 dan dibuka 2009,” papar Hadi Mulyadi.
Samarinda juga memiliki masjid tertua di Samarinda yaitu Masjid Shiratal Mustaqiem di Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang. Masjid yang dibangun pada tahun 1881, selesai pembangunannya pada 27 Rajab 1311 H atau tahun 1891 M.
Didirikan oleh Sayyid Abdurahman Asseggaf yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Bendahara.
“Masjid Shiratal Mustaqiem termasuk cagar budaya Indonesia, memiliki luas bangunan sekitar 625 meter persegi dan lahan seluas 2.028 meter persegi ini, kerap dikunjungi orang-orang penting, para tokoh daerah, regional, maupun nasional,” ujarnya.
Selain itu, Samarinda juga memiliki Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center yang dibangun tahun 2001, berdaya tampung 45.000 jamaah. Masjid megah ini bergaya arsitektur khas Turki dengan kombinasi unsur Eropa, Timur Tengah, dan Indonesia.
“Perpaduan aneka gaya arsitektur dapat dilihat dari kubah yang mengadopsi model kubah Masjid Haghia Sophia di Istanbul, Turki dan penempatan gerbang-gerbang tinggi nan megah ala Eropa kuno. Adapun desain menara terinspirasi oleh menara Masjid Nabawi, Madinah,” jelas Hadi Mulyadi.
Selain destinasi susur Sungai Mahakam di Samarinda, secara umum di Kalimantan Timur memiliki banyak tempat-tempat wisata bernuansa kebudayaan, alam, pantai, sejarah, religi maupun kuliner. (ATN)
Discussion about this post