ASIATODAY.ID, MANILA – Senat Filipina pada Selasa (21/2) meratifikasi perjanjian perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), yang berarti negara anggota ASEAN itu secara resmi menyetujui pakta tersebut.
Sebanyak 20 senator memilih untuk mendukung perjanjian tersebut, membuka jalan untuk meratifikasi kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia yang mewakili 30 persen produk domestik bruto (PDB) global. Satu orang senator memilih abstain, sedangkan satu senator lainnya menolak.
Mulai berlaku pada 1 Januari 2022, RCEP merupakan perjanjian perdagangan yang melibatkan Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, serta 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sejumlah pejabat Filipina mengatakan RCEP mencakup sekitar 50,4 persen pasar ekspor Filipina, 67,3 persen sumber impor negara tersebut, dan 58 persen investasi asing langsung.
Pada September 2021, Presiden Filipina Rodrigo Duterte meratifikasi perjanjian RCEP dan membawanya ke Senat untuk disetujui. Namun, Senat gagal meratifikasi perjanjian tersebut pada Desember 2021 sebelum perjanjian perdagangan bebas mulai berlaku pada 1 Januari 2022.
Di Filipina, traktat atau perjanjian internasional membutuhkan persetujuan Senat dalam ratifikasinya oleh presiden.
Masa jabatan kepresidenan Duterte berakhir pada Juni 2022. Ferdinand Romualdez Marcos menggantikan Duterte menjadi presiden Filipina ke-17.
RCEP merupakan pakta perdagangan yang menggabungkan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) regional negara-negara anggota ASEAN dengan Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru menjadi perjanjian kemitraan ekonomi yang modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan.
Pakta perdagangan yang sangat besar ini menyediakan sistem perdagangan terbuka dan inklusif yang dapat berfungsi sebagai platform utama untuk mempererat dan memperluas integrasi ekonomi regional. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post