ASIATODAY.ID, JAKARTA – Investasi pengembangan Blok Masela di Maluku kini menghadapi tantangan baru.
Pasalnya, Shell Upstream Overseas Ltd. memutuskan mundur dari proyek tersebut.
Menurut Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno, Shell mundur dari proyek tersebut karena masalah arus kas akibat proyek-proyek di negara lain yang mengalami hambatan.
Shell sendiri mengantongi 35 porsi saham partisipasi dalam proyek tersebut dan sisanya dikuasai oleh Inpex dan badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar 10 persen.
“Shell telah menyatakan mundur dan saat ini sedang akan kita ambil alih semua dan Inpex atau sedang mencari partner baru yang potensial,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (3/7/2020).
Menurut Julius, dengan mundurnya Shell dari proyek tersebut, akan berdampak terhadap progres proyek Abadi di Blok Masela. Namun, pihaknya masih optimistis dapat mengejar keterlambatan proyek tersebut mengingat waktu pengerjaan yang masih panjang 7 hingga 8 tahun.
“Kita terus melakukan pembahasan secara intensif dan kemungkinan besar kita akan gandeng partner lain karena ini proyek sangat besar,” imbuhnya.
Sebagai referensi, Inpex Corporation bersama Shell Upstream Overseas Ltd. sebelumnya menandatangani kontrak amendemen bagi hasil cost recovery termasuk waktu tambahan 7 tahun alokasi dan perpanjangan proyek kilang gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) Abadi dengan SKK Migas pada 11 Oktober 2019.
Penandatanganan itu menandai pelaksanaan perjanjian formal tentang persyaratan kontrak kerja sama (production sharing contract/ PSC) yang sebelumnya disepakati dan diumumkan pada Juli 2019. (ATN)
Discussion about this post