ASIATODAY.ID, JAKARTA – Konsultan properti Jonas Lang LaSalle (JLL) memproyeksikan, pasar properti komersial di Asia Pasifik akan lebih stabil pada 2022 seiring percepatan kegiatan investasi dan sewa.
Volume investasi tahun depan diperkirakan naik 15 persen atau USD200 miliar atau setara Rp2.843 triliun.
Chief Executive Officer Asia Pasific JLL Anthony Couse mengatakan beberapa hal akan mendorong peningkatan aktivitas investasi dan mendukung pemulihan berkelanjutan di sektor leasing pada seluruh kelas asset.
Termasuk menguatnya pasar perkantoran, permintaan tinggi untuk fasilitas logistik modern, serta pertumbuhan berkelanjutan dari sektor alternatif seperti pusat data dan life science.
“Pasar real estat di Asia Pasifik pada 2022 akan lebih kuat dari tahun sebelumnya, karena investor mempertahankan pandangan bullish mereka dan aktivitas persewaan yang akan terus membaik,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/12/2021).
JLL memperkirakan volume modal real estat akan tetap stabil sepanjang 2022, di mana investor mengerahkan lebih banyak dana untuk investasi oportunistik di pasar China dan Jepang.
Pada 2022, pasokan pasar perkantoran Asia Pasifik akan bertambah 6,9 juta meter persegi atau naik 13 persen dari tahun ini.
JLL pun memperkirakan tingkat penyerapan perkantoran meningkat 20 persen tahun depan, didorong oleh ekspansi sektor keuangan, teknologi, dan ruang fleksibel.
Stok pergudangan ditargetkan tumbuh 17 persen antara tahun 2021-2022. Hal ini merupakan pertumbuhan tercepat yang pernah tercatat, dengan pasokan 20,8 juta meter persegi yang siap digunakan.
Sebagai dampak dari meningkatnya realokasi saham dan portofolio, JLL memprediksi investasi logistik akan mencapai USD60 miliar pada 2025.
Investasi perhotelan juga akan meningkat 30 persen pada 2022 mencapai USD9 miliar. Hal tersebut berkat kepercayaan yang mulai pulih di sektor industri perhotelan. (ATN)
Discussion about this post