ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menyampaikan bahwa salah satu perusahaan yang berhasil melakukan (initial public offering) IPO di tahun 2021 yakni PT Bukalapak, unicorn teknologi pertama di Indonesia dengan perolehan fund rise sebesar Rp21,9 triliun. Nilai IPO ini menjadi yang tertinggi di Asia.
“Bursa ke depan diharapkan lebih optimis. Terkait dengan teknologi, kita sudah bisa me-launch IPO Bukalapak, salah satu yang terbesar di Asia, sebesar Rp21,9 triliun. Ini perlu dilanjutkan,” kata Menko Airlangga, saat Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia, di jakarta, Senin (3/1/2022).
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Program Pemulihan Ekonomi Nasioal (PEN) akan dilanjutkan di tahun 2022. Lebih rinci, Pemerintah telah mempersiapkan strategi untuk meraih peluang dan menjawab tantangan di tahun 2022 melalui kebijakan PPKM, percepatan vaksinasi secara masif, dan Program PEN menjadi instrumen utama di tahun 2022. Program PEN di tahun 2022 akan didorong untuk front loading dan akan membantu mengamankan trajectory pemulihan ekonomi nasional.
Terkait Presidensi G20, Indonesia juga berkesempatan menampilkan keberhasilan reformasi struktural di tengah pandemi, antara lain Undang-Undang Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority (Sovereign Wealth Fund) sehingga akan meningkatkan confidence Investor Global.
“Keuangan berkelanjutan dan arsitektur keuangan internasional juga telah menjadi bagian dari agenda prioritas yang akan memberikan kontribusi positif terhadap sektor keuangan, termasuk pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Disamping Presidensi G20 yang akan bergulir sepanjang tahun 2022, Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang ditargetkan selesai diratifikasi pada kuartal I tahun 2022 juga menjadi hal yang semakin penting di tengah guncangan ekonomi global yang diakibatkan perang dagang dan pandemi Covid-19.
Saat ini, sudah ada 7 Negara ASEAN (Brunei, Kamboja, Laos, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Myanmar) dan 5 Negara Mitra ASEAN (China, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan) yang telah merampungkan ratifikasi.
“Ratifikasi oleh Pemerintah Indonesia menjadi syarat utama pemanfaatan Perjanjian RCEP di Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Airlangga, RCEP memiliki arti yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Pasalnya, 72% aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia berasal dari negara anggota RCEP.
Melalui RCEP, Indonesia juga akan mendapatkan akses pasar tambahan dari Cina, Korea dan Jepang untuk produk-produk di sektor perkebunan, pertanian, otomotif, elektronik, kimia, makanan, minuman, mesin dan kehutanan.
“Berlakunya RCEP, perdagangan terbesar di regional terbesar, diharapkan ini memberikan dukungan terhadap pasar modal,” pungkas Menko Airlangga. (ATN)
Discussion about this post