• About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Saturday, December 2, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result
Home Business

The Sandi Group Global Holdings Bidik Investasi Nikel di Indonesia

by Redaksi Asiatoday
July 7, 2022
in Business
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Indonesia Mulai Garap Rare Earth, Perkuat Industri Pertahanan

Smelter mineral tambang. Ilustrasi

ASIATODAY.ID, JAKARTA – The Sandi Group Global Holdings (TSG GH) rencana berinvestasi di Indonesia mulai dari infrastruktur hingga pertambangan nikel.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dengan petinggi TSG GH diantaranya Chairman and CEO Rubar Sandi, Executive Vice President Russell Hugo, serta Chief Technology Office Kamran Atri.

Bambang Soesatyo mengungkapkan, ketertarikan TSG GH terhadap sektor pertambangan nikel tidak terlepas dari kebijakan Presiden Joko Widodo melarang ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020.

RelatedPosts

Russian Companies Explore Smart City Investment in IKN Indonesia

LNG Project in Masela Block Receives Additional Investment Worth US$ 1 Billion

The Best QRIS in Asia Pacific, BI Ready to Expand to India, Japan, China and the UAE

Dengan kebijakan itu, Indonesia mendapatkan banyak keuntungan, salah satunya memberikan nilai tambah terhadap komoditas nikel.

“Karena pelarangan tersebut, berbagai perusahaan besar dunia harus membangun pabrik pengolahan nikel di Indonesia. Salah satunya akan dilakukan oleh TSG GH,” kata Bamsoet, sapaan akrabnya melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (7/7/2022).

The Sandi Group Global Holdings Bidik Investasi Nikel di Indonesia 1
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama petinggi TSG GH diantaranya Chairman and CEO Rubar Sandi, Executive Vice President Russell Hugo, serta Chief Technology Office Kamran Atri. Dok MPR

Merujuk laporan Peluang Investasi Nikel Indonesia dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah izin usaha pertambangan dan operasi produksi (IUP OP) dan smelter nikel yang sudah beroperasi di Indonesia hingga tahun 2020 mencapai 323 izin.

Smmelter tersebut tersebar di lima wilayah mulai dari Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Dari ke-5 wilayah tersebut, sekitar 84 persen perizinan berada di Sulawesi, sehingga bisa dikatakan Sulawesi merupakan sentra nikel terbesar di Indonesia.

Dikatakan, pada 2020 lalu, TSG GH bersama entitas bisnisnya yaitu PT TSG Utama Indonesia dan Titan Global Capital Pte Ltd menggandeng 10 perusahaan Indonesia termasuk BUMN untuk berkolaborasi melakukan ekspansi bisnis ke Republik Demokratik Kongo, Afrika, antara lain bersama WIKA dan LEN, TSG GH akan mengerjakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Megawatt (MW).

“Bersama PT INKA, TSG GH akan menyiapkan pembangunan infrastruktur kereta sepanjang 1.700 km, pembelian rolling stock, hingga Light Rail Transit (LRT) dari kota ke bandara di DRC, Kongo. Bersama Merpati Nusantara Airlines, TSG akan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan penerbangan di Afrika, khususnya Republik Demokratik Kongo untuk membuka rute pengangkutan kargo Indonesia-Afrika, termasuk kerja sama dalam hal maintenance repair and overhaul (MRO) dan training centre,” jelasnya.

Berdasarkan data LPEM FEB UI, yang diolah dari Nickel Institute pada 2021, Indonesia menjadi negara kedua setelah Australia dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, yakni 33,3 juta ton atau 11 persen. Rusia di posisi keempat dengan 24,4 juta ton atau 8 persen. Sementara dalam cadangan nikel di dunia, Indonesia ada di urutan pertama dengan 21 juta ton atau 23,7 persen.

“Dengan berbagai kekayaan sumber daya nikel tersebut, Indonesia tetap terbuka terhadap masuknya investor dari luar negeri. Terlebih keberadaan UU Cipta Kerja telah memberikan banyak kemudahan bagi para investor dalam mengelola sumber daya alam Indonesia,” tandasnya. (ATN)

Tags: Hilirisasi NikelInvestasi smelterNikelThe Sandi Group Global Holdings
Previous Post

Menteri di Inggris Ramai-ramai Mundur dari Kabinet

Next Post

Indonesia Darurat Stunting, Presiden Jokowi Serukan Aksi Bersama

Next Post
Indonesia Darurat Kekerasan Seksual, RUU Perlindungan Korban Mendesak Disahkan

Indonesia Darurat Stunting, Presiden Jokowi Serukan Aksi Bersama

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Asian Cities Face Environmental Resilience Problems
  • Indonesia Re-Elected as Member of the IMO Council Category C for the 2024-2025 Period
  • COP28: 3 Countries Owning the Largest Tropical Forests in the World Collaborate on Climate Action
  • OIC Foreign Ministers’ Declaration: Stop the Gaza Crisis Now
  • Norwegian PM Announces $100 Million in Additional Funds to Reduce Deforestation in Indonesia
  • About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist