ASIATODAY.ID, JAKARTA – Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), menjadi salah satu habitat bagi spesies Hiu Paus di Indonesia.
Keberadaan spesies langka ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan selam dunia. Satwa ini bisa dijumpai oleh para penyelam sepanjang tahun.
TNTC memiliki keanekaragaman fauna yang kompleks dengan terumbu karang yang mencapai 200 jenis, ikan 209 jenis, moluska 196 jenis, reptil lima jenis, mamalia air tiga jenis, burung (Aves) 37 jenis, dan fauna darat 183 jenis. Saat ini ada 209 jenis ikan dari 65 Famili. Ikan-ikan tersebut dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi: ikan muara, ikan hutan mangrove, ikan karang, dan ikan-ikan pelagis.
“90 persen kawasan konservasi ini adalah lautan. Luas kawasan ini mencapai 1.453.500 hektar dan menjadi taman nasional terluas di nusantara,” demikian dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin (16/11/2020).
Oleh masyarakat setempat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih identik dengan sosok gurano bintang, atau yang kadang-kadang disebut hinio tanibre, penamaan masyarakat setempat pada spesies Hiu Paus. Ikan terbesar di dunia ini (bukan paus biru, sebab paus termasuk kategori mamalia) dulu menjadi momok bagi para nelayan.
“Panjangnya sanggup mencapai seukuran truk. Warnanya gelap dengan tutul-tutul putih. Dulu, masyarakat setempat meyakini gurano sebagai hantu laut yang bakal mendatangkan petaka andai berpapasan di laut lepas,” tulis KLHK.
Dibandingkan dengan hiu-hiu pada umumnya, faktanya gurano justru spesies Hiu yang ramah. Belum pernah tercatat kasus serangan gurano pada manusia.
“Kalau hiu-hiu pada umumnya bergigi runcing dan banyak, gurano ompong, sehingga cuma makan ikan puri (ikan seukuran jari manusia) dengan cara meneguknya dalam jumlah besar bersama air laut dengan mulutnya yang menganga lebar,” lanjut KLHK.
Hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih dapat dijumpai di perairan Kwatisore, Nabire, Provinsi Papua. (ATN)
Discussion about this post