ASIATODAY.ID, MINSK – Presiden Belarusia Alexander Lukashenko siap menyerahkan kekuasaan melalui sebuah referendum. Namun ia menegaskan menolak pemilihan umum yang telah digelar pekan lalu untuk diulang.
Pernyataan disampaikan Lukashenko di hadapan para pekerja sebuah pabrik traktor di Minsk, Senin (17/8/2020).
“Kita telah menggelar pemilu. Kecuali jika kalian semua membunuh saya, tidak akan ada Pilpres ulang,” kata Lukashenko, dilansir CGTN, Selasa (18/8/2020).
“Perubahan bisa dilakukan melalui referendum, dan saya akan menyerahkan wewenang konstitusi saya. Tapi saya tidak mau melakukannya di bawah tekanan, atau karena adanya unjuk rasa di jalanan,” sambung dia.
Lukashenko kesulitan berbicara di tengah cemoohan pekerja pabrik yang terus menyuarakan, “mundur! mundur!” kepada sang presiden. Di akhir pidatonya, Lukashenko berkata: “Terima kasih, saya sudah mengucapkan semuanya. Kini kalian bisa melanjutkan berteriak ‘mundur.'”
Pidato Lukashenko di pabrik Minsk Wheel Tractor Plant terjadi satu hari usai aksi protes terbesar sejak 1994 terjadi di Minsk. Diestimasi sekitar 100 ribu orang ikut serta dalam unjuk rasa tersebut.
Demonstrasi berskala masif di Belarusia terjadi usai keluarnya hasil pilpres. Komisi Elektoral Belarusia menyatakan Lukashenko meraih 80,1 persen suara, sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya 10,12 persen.
Tikhanovskaya yang pergi ke Lithuania usai sempat ditahan di Komisi Elektoral Belarusia saat dirinya mengajukan komplain hasil pilpres. Ia mengaku pergi demi melindungi anak-anaknya.
Menurutnya, jika surat suara dihitung dengan benar, seharusnya ia mendapat 60 hingga 70 persen dukungan warga. (ATN)
Discussion about this post