ASIATODAY.ID, NEW DELHI – Badai Topan Amphan dengan kekuatan angin mencapai 193 kilometer per jam menerjang India timur dan Bangladesh. 15 orang tewas dan ribuan rumah porak poranda.
Topan Amphan mengamuk ketika memadamkan listrik ke kota-kota yang sudah berkutat menahan wabah virus corona. Pohon-pohon tumbang dan rumah-rumah hancur di kedua negara, termasuk di kota Kolkata India di Benggala Barat.
Hampir tiga juta orang dievakuasi, kebanyakan di Bangladesh, sebelum badai yang mengerikan melanda. Topan super melesat keluar dari Teluk Bengal dengan angin kencang mencapai 193 kilometer per jam dan gelombang badai sekitar lima meter.
Ahli meteorologi memperingatkan akan curah hujan hingga 300 mm lebih banyak mendatang, yang dapat memicu longsoran lumpur mematikan.
Seorang wanita ditimpa pohon dan gadis berusia 13 tahun terbunuh di dekat Kolkata di antara kematian pertama yang dilaporkan di India.
Menteri Benggala Barat, Mamata Banerjee, mengungkapkan dua distrik telah hancur total akibat salah satu badai terkuat yang menghantam wilayah itu selama bertahun-tahun.
“Area demi area telah hancur. Komunikasi terganggu. Otoritas negara belum sepenuhnya mengantisipasi keganasan badai,” katanya, seperti dikutip AFP, Kamis (21/5/2020).
Otoritas federal mengaku hanya bisa membuat penilaian yang tepat tentang kehancuran pada Kamis pagi.
“Kami menghadapi kerusakan dan kehancuran yang lebih besar daripada covid-19,” kata Banerjee.
Di Kolkata, angin kencang membalikkan mobil dan menumbangkan pohon dan tiang listrik serta sebagian kota terjerumus ke dalam kegelapan. Seorang pejabat di distrik Hooghly yang bersebelahan mengatakan, ribuan rumah didera lumpur, rusak akibat angin kencang.
Di negara tetangga, Bangladesh, pasokan listrik juga terputus di beberapa distrik. Pihak berwenang di sana telah memindahkan sekitar 2,4 juta orang ke lebih dari 15.000 tempat perlindungan, pekan ini.
Gelombang air pecah melalui tanggul yang mengelilingi sebuah pulau di distrik Noakhali Bangladesh, menghancurkan lebih dari 500 rumah, kata pejabat setempat Rezaul Karim.
“Kita bisa menghindari korban karena orang-orang dipindahkan ke pusat-pusat topan sebelumnya,” pungkas Karim. (ATN)
Discussion about this post