ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump makin tajam menyerang rivalnya, Joe Biden.
Trump mengatakan, jika calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden terpilih jadi presiden, maka hal itu berarti peluang bagi China untuk menguasai Negeri Paman Sam.
Menurut Trump, China sangat ingin Biden menang Pilpres agar bisa menggenggam AS.
Argumen Trump ini sebagai sebuah taktik politik untuk ‘membakar’ nasionalisme rakyat Amerika agar mendukungnya di periode kedua.
“Jika Biden menang, maka China akan menang, karena China akan memiliki negara ini. jika Biden menang, China akan memiliki negara ini dan mudah-mudahan Anda tidak akan bisa mengetahuinya. Ini Pemilu yang paling penting dalam sejarah kita saat ini,” kata Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington D.C., seperti dilansir Associated Press, Rabu (9/9/2020).
Selama konferensi pers di Gedung Putih, Trump juga menyampaikan tentang rencana “memisahkan” ekonomi AS dari China.
Trump mengatakan bahwa AS kehilangan miliaran dolar dari China dan mengklaim bahwa tanpa adanya hubungan ekonomi dengan Negeri Tirai Bambu, AS tidak akan kehilangan uang.
“Jadi, ketika Anda menyebut kata ‘memisahkan’, itu kata yang menarik. Kita kehilangan miliaran dolar dan jika kami tidak berbisnis dengan mereka, kami tidak akan kehilangan miliaran dolar. Ini disebut pemisahan, Anda akan mulai memikirkannya,” tambah Trump.
Hingga kini, tingkat popularitas Joe Biden masih di atas Donald Trump. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru CBS News/YouGov.
Pemilih Biden naik 52 persen di atas Presiden petahana Donald Trump yang hanya 42 persen. Biden juga tercatat memiliki keunggulan 50 persen di negara bagian Wisconsin atas Trump yang hanya 44 persen.
Pemungutan suara Pilpres AS akan digelar pada 3 November mendatang. Kandidat yang akan bersaing ketat adalah Donald Trump-Mike Pence dan Joe Biden-Kamala Harris.
Sejauh ini belum ada kesepakatan mengenai proses pemungutan suara. Kelompok oposisi dari Partai Demokrat mendesak agar surat suara dikirim melalui pos kepada calon pemilih, kemudian dikumpulkan kembali. Alasannya untuk menghindari penumpukan pemilih di tempat pemungutan suara dan menghindari penularan virus corona.
Sedangkan kubu Trump menolak usulan itu dengan argumen khawatir terjadi kecurangan. (AP)
Discussion about this post