ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan penyelidikan atas tindakan perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di pasar keuangan Amerika karena ketegangan memuncak baru antara dua ekonomi terbesar dunia.
Melansir CNA, Minggu (31/5/2020), pengumuman itu mengikuti langkah Beijing untuk menerapkan undang-undang keamanan baru tentang semi-otonom Hong Kong yang menurut para kritikus akan meredam kebebasan, serta dengan klaim Trump bahwa China mengaburkan asal-usul virus corona yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang di AS.
“Saya menginstruksikan kelompok kerja kepresidenan saya di pasar keuangan untuk mempelajari perbedaan praktik perusahaan China yang terdaftar di pasar keuangan AS dengan tujuan melindungi investor Amerika,” kata Trump, tanpa memberikan perincian tentang langkah-langkah apa yang mungkin diambil oleh pemerintahannya.
Dia menegaskan bahwa perusahaan investasi seharusnya tidak membuat klien menghadapi risiko tersembunyi dan tidak semestinya terkait dengan pembiayaan perusahaan China yang tidak bermain dengan aturan yang sama.
“Orang Amerika berhak atas keadilan dan transparansi,” tambahnya.
Pada Februari 2019, 156 perusahaan China dengan kapitalisasi pasar AS USD1,2 triliun terdaftar di pasar AS, setidaknya 11 di antaranya milik negara, menurut Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok yang diamanatkan oleh Kongres-AS.
Di antara yang terbesar adalah raksasa e-commerce Alibaba, produsen minyak terbesar China PetroChina dan Sinopec, pengilangan minyak terbesar di dunia.
Pesaing Starbucks, Luckin Coffee memulai debutnya di Nasdaq tahun lalu dengan nilai pasar sekitar USD4 miliar, tetapi diminta untuk keluar dari daftar awal bulan ini setelah skandal penipuan besar-besaran.
Pengumuman ulasan itu muncul ketika Trump mengatakan ia akan menangguhkan masuknya warga negara China tertentu dan meninjau kembali hubungan AS dengan Hong Kong yang menyaksikan protes pro-demokrasi yang besar dan terkadang kekerasan selama tujuh bulan tahun lalu. (ATN)
Discussion about this post