ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tujuh perusahaan Indonesia masuk dalam rantai pasok produsen mobil listrik dunia yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Tesla. Hal itu terungkap dalam daftar smelter dan refiner (Smelter and Refiner List). Laporan tersebut merupakan penyampaian berkala ke U.S. Securities and Exchange Commission. Dari tujuh perusahaan tersebut, dua di antaranya adalah PT Aneka Tambang Tbk. dan PT Timah Tbk.
Perusahaan otomotif itu dilaporkan membutuhkan lebih banyak nikel untuk mendukung produksi baterai mobil listrik. Hasil tambang tersebut sangat dibutuhkan industri baterai kendaraan listrik karena kontribusinya mencapai 40 persen dari harga kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Menurut daftar smelter dan refiner, Indonesia memasok empat mineral untuk Tesla diantaranya emas, timah, tantanium, dan tungsten. Namun berdasarkan daftar perusahaan, hanya tujuh yang dapat diidentifikasikan berbadan hukum di Indonesia.
Pada sesi pertama perdagangan, Rabu (20/1//2021), harga saham Aneka Tambang (ANTM) dan Timah (TINS) berada di zona hijau. Berdasarkan data Bloomberg, saham Aneka Tambang sempat anjlok setelah dibuka di level 2.540 atau turun 6,27 persen. Namun, perlahan saham ANTM rebound hingga sempat menembus level 2.890.
Pada pukul 09.56 WIB, saham ANTM terpantau naik 80 poin atau 2,58 persen ke level 2.790. Di akhir sesi pertama, saham ANTM menguat 240 poin atau 8,86 persen ke level 2.950. Total transaksi saham ANTM mencapai 1,26 miliar lembar saham dengan nilai Rp3,46 triliun. Investor asing mencatat net buy Rp38,95 miliar atas saham ANTM.
Sementara itu, saham TINS ditutup menguat 110 poin atau 5,42 persen ke level 2.140. Saham TINS diperdagangkan sebanyak 296 juta lembar dengan nilai transaksi Rp595 miliar. Investor asing mencatat net buy atas sahm TINS Rp4,67 miliar.
Baik saham ANTM dan TINS menuai hasil buruk dalam dua sesi terakhir. Pada 18 Januari 2021, saham ANTM anjlok 6,73 persen ke posisi 2.910. Kemarin (19/1/2021), saham produsen nikel dan emas itu juga anjlok 6,87 persen ke posisi 2.710.
Begitu juga dengan saham TINS, anjlok 6,84 persen ke 2.180 pada 18 Januari 2021. Sehari kemudian, saham TINS juga amblas 6,88 persen ke posisi 2.030. (ATN)
Discussion about this post