ASIATODAY.ID, DUBAI – Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (14/10/2021) sepakat untuk memulai pembicaraan mengenai kesepakatan perdagangan bilateral.
Kesepakatan ini diharapkan akan memperluas peluang ekonomi, termasuk kerjasama teknologi dan perubahan iklim.
September lalu, UEA sebagai bagian dari dorongan untuk meningkatkan pengaruh ekonominya menyatakan akan mencari perjanjian ekonomi yang luas yang mencakup perdagangan dan investasi dengan delapan negara: India, Inggris, Turki, Korea Selatan, Etiopia, Indonesia, Israel, dan Kenya.
Menurut pernyataan bersama UEA dan Korsel, kesepakatan yang disebut Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), bertujuan untuk menjadi liberalisasi perdagangan barang, jasa dan investasi yang saling menguntungkan.
“Ini akan menjadi perjanjian perdagangan bebas pertama kami dengan hitunganry di Timur Tengah,” kata Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-Koo, seraya menambahkan UEA adalah mitra dagang terbesar mereka di Timur Tengah.
Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Thani Al Zeyoudi memperkirakan negosiasi akan dimulai dalam waktu dua bulan dan dia berharap kesepakatan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
Zeyoudi berharap setengah dari delapan perjanjian CEPA akan selesai pada akhir 2022.
Dorongan UEA untuk memperluas hubungan ekonominya datang setelah terpukul keras oleh pandemi dengan ekonominya yang berkontraksi tahun lalu, dan karena menghadapi persaingan ekonomi yang meningkat dari Arab Saudi.
“UEA percaya bahwa di dunia yang tidak pasti dan cepat berubah, sistem perdagangan terbuka dan arus barang, jasa, dan investasi yang lancar merupakan jaminan terbaik untuk pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan,” kata Zeyoudi.
UEA dan Korea Selatan telah mengintensifkan kerja sama energi, kata Yeo, mengutip sebagai contoh pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah di Abu Dhabi, yang sedang dibangun oleh Korea Electric Power Corp (KEPCO). (Reuters)
Discussion about this post