ASIATODAY.ID, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Islam terbaik di dunia pada 2021. UMM menempati posisi pertama dalam daftar 2021 Top Islamic Universities versi UniRank yang dirilis pada Kamis (18/2/2021).
UniRank adalah lembaga pembuat rangking perguruan tinggi internasional yang setiap tahun merilis survei perguruan tinggi terbaik di dunia. Lembaga ini berbasis di Sydney, Australia.
Selain UMM, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga masuk 10 besar, dimana masing-masing menduduki urutan keempat dan kedelapan. Adapun posisi kedua, ketiga, dan kelima berurutan diduduki University of Science and Technology dari Iran, Cairo University dari Mesir, dan Umm Al-Qura University dari Arab Saudi. Peringkat keenam dan ketujuh ditempati Shahid Beheshti University of Medical Sciences dari Iran dan Universiti Islam Antarabangsa Malaysia.
Sementara itu, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Islam Indonesia (UII) berurutan di daftar kesembilan dan ke-10. Adapun peringkat ke-11 ditempati University of the Punjab dari Pakistan.
Penobatan Perguruan Tinggi Islam terbaik di dunia merujuk tiga faktor. Pertama, diakreditasi oleh organisasi terkait pendidikan tinggi yang sesuai di setiap negara. Kedua, menawarkan setidaknya gelar sarjana empat tahun, atau gelar pascasarjana (magister dan doktoral). Ketiga, memberikan kursus terutama dalam format pendidikan tradisional, tatap muka, dan nonjarak jauh
“Tujuan kami adalah untuk menyediakan tabel liga nonakademik dari universitas Islam top di dunia berdasarkan metrik web yang valid, tidak bias, dan tidak dapat dipengaruhi, yang disediakan oleh sumber intelijen web independen dari data yang dikirimkan oleh universitas itu sendiri,” demikian penjelasan UniRank terkait penyusunan daftar Universitas Islam terbaik di dunia, dilansir dari www.4icu.org,.
Sementara itu, kampus Muhammadiyah di luar tiga yang sudah disebutkan, terpaut peringkat cukup jauh. Universitas Ahmad Dahlan, misalnya di urutan 30, Universitas Muhammadiyah Semarang di posisi 32, Universitas Muhammadiyah Purwokerto peringkat 39, dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo masuk 50 besar.
Merespon predikat tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan apresiasi tinggi dan terima kasih kepada PTM, Majelis Diktilitbang, dan PWM, serta semua komponen Persyarikatan yang berkhidmat sepenuh komitmen, kesungguhan, pengorbanan, pengabdian, dan usaha yang tiada henti dalam spirit tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja yang nyata dan membanggakan.
“Semuanya telah berbuat dengan cerdas, berkualitas, profesional, objektif, serta memberi manfaat strategis dan kemanfaatan besar bagi kemajuan Persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan global. Terimakasih pula kepada semua pihak yang selama ini telah bekerjasama dengan Muhammadiyah untuk memajukan kehidupan bangsa dan kemanusiaan semesta,” tutur Haedar Nashir.
Haedar mengatakan, apa yang dilakukan Perguruan Tinggi dan Amal Usaha Muhammadiyah yang diakui secara nasional dan internasional yang membanggakan itu membuktikan bahwa Muhammadiyah memberi energi positif yang unggul menebar kebaikan bagi umat, bangsa, dan dunia.
“Muhammadiyah selalu berkontribusi yang konstruktif bagi kehidupan umat manusia kapan dan di manapun. Muhammadiyah sering hadir tidak gegap gempita, tetapi selalu terpanggil berbuat nyata yang memberi maslahat bagi kehidupan Bersama,” jelas Haedar.
Lebih-lebih di era pandemi Covid-19 dan bencana alam yang sangat berat dihadapi bangsa ini. Di saat sulit seperti ini sungguh semua pihak meniscayakan kerja-kerja nyata yang maslahat. Meski kerja di ruang senyap tanpa riuh rendah suara publik, tapi mampu memberi solusi untuk negeri.
Haedar berharap anggota, kader, apalagi pimpinan Muhammadiyah di seluruh struktur dan tingkatan mesti menjadi uswah hasanah dalam meringankan saudara-saudara kita yang terkena musibah Covid-19 dan bencana alam yang sangat berat serta berdampak luas bagi kehidupan maayarakat, utamanya masyarakat bawah.
“Bukankah pesan luhur Nabi, bahwa “sebaik-baik manusia ialah yang memberi manfaat bagi sesama”. Setidaknya, bila belum bisa meringankan masalah bangsa, jangan menambah berat dan beban bangsa,” tutup Haedar. (ATN)
Discussion about this post