ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) menilai generasi milenial akan menjadi faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya konsumsi pribadi kelas menengah dan daya beli yang kuat.
Pandangan tersebut dibagikan pada seminar tahunan UOB Indonesia Economic Outlook yang disiarkan secara langsung dan serentak di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Untuk tahun ini, UOB mengangkat tema Unleashing the Most Powerful Growth Engine-The Consuming Class.
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengakui fundamental Indonesia tengah dalam kondisi yang kuat, mencakup ekspor, investasi, dan konsumsi. Pendorong pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada konsumsi pribadi yang mencapai lebih dari 50 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
“Pertumbuhan ini dimotori oleh meningkatnya pengaruh dan kemampuan belanja kaum milenial. Juga berbagai solusi yang diciptakan oleh berbagai perusahaan untuk melayani kebutuhan digital dan preferensi konsumsi generasi milenial yang semakin besar,” ujar Enrico, melalui keterangannya, Kamis (29/8/2019).
Menurutnya, peningkatan pendapatan dan kemampuan belanja kaum milenial ini diyakini dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Riset Ekonomi UOB Indonesia tentang tingkat pendapatan berbagai segmentasi populasi pada 2010-2019, pendapatan riil kaum milenial tumbuh sebesar 8,6 persen per tahun secara tingkat pertumbuhan bertahap (compound annual growth rate).
“Angka partumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan antara tiga hingga lima persen pada kelompok demografi lainnya,” ujar dia.
Kaum milenial sekarang ini menghabiskan hingga 50 persen pendapatannya pada Gaya Hidup 4S, yaitu Sugar (makanan dan minuman), Skin (perawatan tubuh dan kecantikan), Sun (liburan dan hiburan), dan Screen (konsumsi layar digital).
Seiring meningkatnya pembelanjaan kaum milenial yang dibarengi kenaikan pendapatan, UOB Indonesia berharap generasi ini akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia.
“Meningkatnya pendapatan dan jenis pilihan pembelanjaan generasi milenial turut membuka kesempatan bagi para pebisnis dalam memenuhi kebutuhan segmen populasi ini. Hal ini juga akan berkontribusi pada pertumbuhan bisnis mereka,” ujarnya.
Enrico juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI akan mengalami pertumbuhan positif di tengah ketatnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, akibat gejolak global itu pula membuat proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 0,1 persen pada tahun ini hingga 2020.
“Reformasi ekonomi yang diterapkan pada akhir siklus komoditas belum menampakkan hasil yang utuh bagi Indonesia. Pada jangka menengah, faktor-faktor seperti reformasi keberlanjutan di bidang ekspor manufaktur dan kebijakan investasi, serta pembelanjaan fiskal yang hati-hati akan membantu menjaga ekonomi dalam mencapai target pertumbuhan pemerintah sebesar enam persen pada 2024,” kata Enrico.
Kontribusi UOB Indonesia
Direktur Utama Bank UOB Kevin Lam menilai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berperan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. UKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong ekspor, dan berkontribusi pada pertumbuhan PDB.
“Agar UKM dapat terus memberikan kontribusi besar pada perekonomian, mereka harus mampu mengoptimalkan bisnis untuk pertumbuhan dan ekspansi usaha. Digitalisasi akan membantu mereka untuk mencapai tujuan tersebut dan menjadikan bisnis tetap kompetitif,” jelasnya.
Melalui penggunaan teknologi, UKM akan mampu mengotomatisasi berbagai proses operasional bisnis dan meningkatkan produktivitas untuk membebaskan sumber daya lainnya yang lebih berharga. Selain itu juga berfokus pada pengembangan bisnis inti untuk meningkatkan kinerja perusahaan, seperti memperbaiki kualitas layanan nasabah.
Untuk membantu UKM mendapatkan manfaat dari ragam solusi digital, UOB menawarkan solusi manajemen bisnis terintegrasi yang berbasis cloud, UOB BizSmart. Solusi ini dapat membantu UKM menjalankan berbagai aktivitas bisnis mereka secara lebih efisien seperti e-invoicing, accounting, human resource management, dan customer engagement.
“Solusi ini menyediakan UKM dengan informasi serta data berbasis digital yang dapat membantu bisnis mereka tetap kompetitif, tumbuh, dan berkembang lebih efektif,” tandas Kevin. (AT Network)
Discussion about this post