ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk. merespon cepat peluang pengembangan kendaraan listrik di Indonesia setelah regulasi tentang Industri Kendaraan Listrik melalui Peraturan Presiden (Perpres) diteken oleh Presiden Jokowi.
Menurut Head of Investor Relations and Treasury PT Vale Indonesia Tbk. Adi Susatio, salah satu yang tengah dipersiapkan oleh perseron yakni meluncurkan proyek green field di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Fasilitas itu akan membuat bahan baku untuk baterai mobil listrik.
Fasilitas ini menggunakan teknologi high pressure acid leaching (HPAL). Untuk merealisasikan itu, Vale akan bekerjasama patungan dengan Sumitomo.
“Pembangunan pabrik ini akan menelan biaya sekitar US$2,5 miliar. Sebagian besar kebutuhan dana akan dipenuhi melalui project financing,” terangnya melalui keterangan tertulis, Jumat (9/8/2019).
Dalam usaha patungan itu, Vale akan memegang kepemilikan minoritas. Dengan demikian, perseroan akan mendapatkan bagian dari hasil penjualan produk yang dihasilkan pabrik serta hasil penjualan bijih nikel ke fasilitas itu.
“Dengan harga nikel yang baik, hal ini semoga akan memberikan dampak yang positif bagi Vale Indonesia ke depan,” jelasnya.
Dia meyakini tren mobil listrik di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu. Hal itu tidak dapat dihindari sejalan dengan perkembangan teknologi mobil yang mengarah ke ramah lingkungan.
Adi menuturkan nikel menjadi salah satu material yang penting dalam teknologi baterai mobil. Dengan tingkat kepadatan tinggi, nikel memungkinkan baterai untuk menyimpan energi lebih besar dan akan membuat mobil listrik berjalan lebih jauh.
Kemarin, saham Vale (INCO) bergerak menguat 140 poin ke level Rp3.130 pada pembukaan perdagangan, Kamis (8/8/2019). Sampai dengan sesi penutupan, laju INCO bertahan di zona hijau. Pergerakan ditutup dengan penguatan 120 poin atau 4,01% ke level Rp3.110. Namun, sepanjang tahun berjalan 2019, INCO terkoreksi 4,6%. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post