ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan otomotif yang berbasis di Swedia, Volvo Group dan Volvo Cars merespon antusias perkembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Antusiasme itu disampaikan oleh Senior Vice President Volvo Group dan Per-Erik Lindström, dan Vice President Tomas Andersson, Volvo Cars saat bertemu Duta Besar Republik Indonesia (RI) Stockholm, Kamapradipta, di kota Gothenburg.
Pertemuan ini terjadi setelah sehari sebelumnya (20/09/2021), Dubes Kamapradipta bertemu dengan Walikota Gothenburg, Anneli Rhedin.
Dalam pertemuan itu, Dubes RI mengundang Volvo untuk memanfaatkan perkembangan industri baterai di Indonesia untuk membangun pabrik kendaraan berbasis listrik sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan teknologi baterai.
“Volvo menyambut baik perkembangan industri baterai di Indonesia, dan akan pertimbangkan peluang bisnis penggunaan teknologi berbasis listrik. Selain itu, Volvo juga siap memfasilitasi kebutuhan untuk penuhi teknologi transisi, seperti diesel bersih dan hybrid,” ujar SVP Lindström, dikutip Jumat (24/9/2021).
Selain Volvo Group dan Volvo Cars, Duta Besar Kamapradipta juga bertemu pimpinan perusahaan SKF dan Ericsson.
Dalam pertemuan dengan Ericsson, Head of Innovation and Sustainability, Jonas Wilhelmsson menjelaskan berbagai contoh aplikasi teknologi baru yang saat ini dikembangkan Ericsson menggunakan jaringan 5G, terutama pada industri transportasi publik.
“Ericsson meyakini teknologi 5G akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai industri, terutama sektor transportasi dan pengembangan kota pintar. Ericsson akan terus bekerja sama dengan mitra lokal di Indonesia untuk memperkenalkan teknologi baru tersebut untuk kemajuan sektor-sektor strategis,” ujar Wilhelmsson.
Pada akhir rangkaian pertemuan dengan pemain kunci industri di Gothenburg, Dubes Kamapradipta bertemu dengan President and CEO SKF, Rickard Gustafson.
Dalam pertemuan itu, Dubes RI menyampaikan apresiasi atas rencana relokasi bisnis dari negara kawasan ke Indonesia dan pelaksanaan program pendidikan vokasi bagi mahasiswa Indonesia.
“SKF siap untuk kembangkan sayap bisnis di Indonesia dan melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas SDM Indonesia,” ujar CEO Gustafson.
Hingga kini, terdapat lebih dari 100 perusahaan yang berasal atau memiliki keterkaitan dengan Swedia yang hadir di Indonesia. Bahkan, beberapa perusahaan tersebut telah lama hadir, seperti Ericsson sejak tahun 1907, Volvo sejak tahun 1975 dan SKF sejak tahun 1986.
Dubes RI menyampaikan apresiasi atas hubungan bisnis yang telah berjalan baik dengan mitra lokal di Indonesia. Selain itu, Dubes juga mengundang perusahaan Swedia untuk lebih meningkatkan nilai investasi dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan distribusi, serta pengembangan teknologi baru.
“Indonesia is open for business!“, seru Dubes Kamapradipta. (ATN)
Discussion about this post