ASIATODAY.ID, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mendukung keputusan pemerintah Kerajaan Arab Saudi membatasi jumlah jemaah yang akan melaksanaan ibadah haji tahun ini.
Tedros menyadari ketika beberapa negara mulai membuka kembali masyarakat dan ekonomi mereka, pertanyaan tentang bagaimana mengatur pertemuan dengan sejumlah besar orang dengan aman telah menjadi semakin penting.
“Ini khususnya berlaku pada salah satu pertemuan massa terbesar di dunia, ibadah haji tahunan,” kata Dirjen Tedros, dalam pernyataan resmi WHO, yang dikutip, Kamis (25/6/2020).
“Awal pekan ini, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan bahwa ibadah haji tahun ini akan dilanjutkan dengan sejumlah jemaah dari berbagai negara yang tinggal di dalam Kerajaan tersebut,” ujarnya.
Menurut Tedros, keputusan ini dibuat berdasarkan penilaian risiko dan analisis skenario yang berbeda. Keputusan diambil sesuai dengan pedoman WHO, untuk melindungi keselamatan jemaah dan meminimalkan risiko penularan.
“WHO mendukung keputusan ini. Kami memahami bahwa itu bukan keputusan yang mudah untuk dibuat. Kami juga mengerti itu adalah kekecewaan besar bagi banyak Muslim yang menantikan untuk melakukan jemaah mereka tahun ini,” tegas Tedros.
“Ini adalah contoh lain dari pilihan sulit yang harus dilakukan semua negara untuk mengutamakan kesehatan,” tuturnya.
Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi Mohammad Benten sebelumnya mengatakan, akan mengizinkan sekitar 1.000 jemaah untuk melaksanakan ibadah haji terbatas tahun ini.
Jumlah jemaah dikurangi karena pandemi virus corona yang merebak saat ini. Sebelumnya Pemerintah Arab Saudi sudah mengumumkan bahwa warga negara asing yang sudah berada di Negeri itu akan diperbolehkan untuk melakukan ibadah haji.
Keputusan membatasi haji dilakukan saat Saudi berupaya mengendalikan penyebaran covid-19, yang saat ini sudah melonjak mencapai 167.267 kasus dengan lebih dari 1.387 kematian. (ATN)
Discussion about this post