ASIATODAY.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengumumkan nama resmi dari virus Corona untuk menggantikan sebutan 2019-novel Corona Virus atau 2019-nCoV.
“Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit tersebut, yaitu COVID-19,” kata Sekretaris Jenderal ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya di Jenewa, Swiss pada Selasa (11/2/2020) waktu setempat, melansir BBC.
Tedros menjelaskan, COVID-19 merupakan kepanjangan dari coronavirus disease that was discovered in 2019 atau diartikan sebagai penyakit virus corona yang ditemukan pada 2019.
Menurut Tedros, WHO sangat berhati-hati dalam memilih nama untuk menghindari risiko munculnya stigma negatif. Nama yang dipilih tidak boleh merujuk pada lokasi geografi, binatang, atau individual, atau kelompok orang.
Tedros mengatakan nama baru ini tak hanya bebas dari stigma yang menyasar kelompok tertentu, akan tetapi juga mudah untuk dilafalkan.
Sementara untuk vaksin virus corona, WHO menyebutkan akan tersedia dalam 18 bulan kedepan.
Namun demikian, WHO meminta semua negara untuk ‘seagresif mungkin’ dalam memerangi virus corona setelah jumlah korban akibat virus mematikan itu terus bertambah.
Pengumuman itu muncul ketika jumlah korban tewas di daratan China kini telah mencapai lebih dari 1.000 orang.
Sebanyak 108 orang meninggal akibat virus itu pada Senin (10/2/2020) sekaligus menjadi jumlah korban harian tertinggi sejak wabah dimulai akhir tahun lalu di Kota Wuhan, China bagian tengah.
Jumlah korban meninggal dunia secara keseluruhan di daratan China sebanyak 1.016 orang, menurut Komisi Kesehatan Nasional China kemarin.
Sedangkan 42.638 orang dilaporkan terinfeksi yang sebagian besar kematian dan infeksi terjadi di Wuhan dan provinsi Hubei sekitarnya.
Dua kematian tercatat di luar daratan China, yakni satu di Hong Kong dan satu di Filipina. Setidaknya 25 negara telah mengkonfirmasi kasus itu dan beberapa negara telah mengevakuasi warganya dari Hubei.
Sementara itu, Jerman telah mengonfirmasi dua kasus lagi di kawasan Bavaria sehingga total keseluruhan menjadi 16 kasus.
Dua kasus baru terkait dengan infeksi yang menyasar karyawan di sebuah perusahaan di distrik Starnberg barat Munich, menurut pejabat kementerian kesehatan Bavaria. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post