ASIATODAY.ID, WASHINGTON – World Bank menyiapkan paket awal hingga USD12 miliar atau sekitar Rp169 triliun dalam bentuk dukungan langsung untuk membantu negara-negara mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah virus corona (COVID-19).
Paket jalur cepat baru ini akan membantu negara-negara berkembang memperkuat sistem kesehatan, termasuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan untuk melindungi orang dari epidemi, memperkuat pengawasan penyakit, meningkatkan intervensi kesehatan masyarakat, dan bekerja dengan sektor swasta untuk mengurangi dampak terhadap ekonomi.
“Kami berupaya untuk memberikan respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara-negara berkembang dalam menangani penyebaran COVID-19,” ujar David Malpass, Presiden Bank Dunia, dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/3/2020).
“Ini termasuk pembiayaan darurat, saran kebijakan, dan bantuan teknis, membangun instrumen dan keahlian Bank Dunia yang ada untuk membantu negara-negara menanggapi krisis,” katanya.
Bank Dunia mencatat bahwa negara-negara menghadapi berbagai tingkat risiko dan kerentanan terhadap COVID-19, dan akan memerlukan berbagai tingkat dukungan.
Oleh karena itu, dukungannya akan memprioritaskan negara-negara termiskin dan mereka yang berisiko tinggi dengan kapasitas rendah.
“Ketika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terus berkembang, World Bank akan menyesuaikan pendekatan dan sumber dayanya sesuai kebutuhan,” kata pernyataan itu.
Bank Dunia juga akan secara aktif terlibat dengan lembaga-lembaga internasional dan otoritas-otoritas negara untuk membantu mengoordinasikan respons global.
Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) dan World Bank berkomitmen untuk membantu negara-negara anggota mengatasi tantangan manusia dan ekonomi dari wabah virus corona (Covid-19) yang menyebar cepat, termasuk melalui dana darurat.
Dalam pernyataan bersama, kedua badan dunia itu menegaskan akan fokus terutama pada negara-negara miskin yang memiliki sistem kesehatan paling lemah, serta mendesak negara-negara anggotanya untuk memperkuat sistem pengawasan untuk mengendalikan virus berbahaya itu.
“Kerja sama internasional sangat penting untuk menangani dampak kesehatan dan ekonomi dari virus covid-19,” kata pernyataan itu, melansir CNA, Rabu (4/3/2020).
Baik IMF maupun Bank Dunia berkomitmen penuh untuk mendukung upaya ini. Wabah ini menjerumuskan ekonomi dunia ke dalam penurunan terburuk sejak 2008.
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mendesak pemerintah dan bank sentral untuk menghindari kemerosotan ekonomi kedalam jurang yang lebih dalam lagi.
Para menteri keuangan dari tujuh negara ekonomi terbesar di dunia (G7) diperkirakan akan mengadakan konferensi pers lanjutan untuk membahas langkah-langkah untuk menangani dampak ekonomi dari wabah virus corona.
IMF mengatakan memiliki sejumlah fasilitas dan instrumen dalam perangkat alatnya untuk membantu negara-negara merespons dampak ekonomi dari virus corona.
Sebelumnya, Fasilitas Kredit Cepat (RCF) dan Instrumen Pembiayaan Cepat (RFI), yang dapat memberikan bantuan keuangan darurat kepada negara-negara anggota yang dapat dengan cepat dicairkan, digunakan pada 2016 untuk membantu Ekuador setelah gempa besar.
IMF juga dapat menambah program pinjaman yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan mendesak terkait wabah. Misalnya, dengan menyediakan dana tambahan untuk Guinea, Liberia, dan Sierra Leone pada 2014 untuk memerangi wabah Ebola.
IMF juga bisa mengeluarkan hibah untuk mengurangi utang yang dapat membantu negara-negara termiskin mengatasi bencana. Selain itu, bantuan ini juga diharapkan dapat membantu negara-negara itu untuk memperluas kapasitas mereka menghadapi wabah virus corona. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post