ASIATODAY.ID, NEW YORK – Dewan Direktur Eksekutif World Bank menyepakati Kerangka Kerja Kemitraan (CPF) dengan Indonesia untuk periode 2021-2025.
Tujuan dari kerangka kerja baru tersebut untuk meningkatkan upaya pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
“Melalui kerangka kerja ini, Grup World Bank akan melanjutkan kemitraannya bersama Indonesia dengan mendukung upaya pemulihan dari dampak pandemi, seraya melaju semakin dekat dengan tujuan mencapai pertumbuhan inklusif, membangun kelas menengah yang tangguh dan bergabung dengan negara berpenghasilan tinggi,” kata Wakil Presiden World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa dalam siaran pers, Rabu (12/5/2021).
CPF yang baru itu disiapkan dengan bayangan pandemi Covid-19 masih berlangsung. Pandemi tidak hanya menimbulkan korban jiwa, namun menyebabkan dampak ekonomi serius bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Apalagi, CPF dirancang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
CPF yang baru berfokus pada empat bidang kerja sama yakni memperkuat daya saing dan ketahanan perekonomian, meningkatkan infrastruktur, serta mengembangkan modal manusia. Kemudian, mendukung pengelolaan aset alam, sumber mata pencaharian berbasis sumber daya alam dan ketahanan terhadap bencana.
Akibat pandemi Covid-19, pemerintah mengalihkan fokus pada penguatan kebijakan dan kelembagaan, terutama di sektor kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan dan digitalisasi.
Khususnya pada aspek digital, CPF bertujuan memperbaiki tingkat efisiensi dan inklusi, dengan meningkatkan berbagai layanan maupun mengatasi kesenjangan digital.
“Sektor swasta memainkan peran penting dalam membangkitkan kembali pertumbuhan ekonomi. Kepemimpinan International Finance Corporation (IFC) dalam mengembangkan berbagai peluang yang berkelanjutan dan inklusif, maupun menggerakkan lebih banyak investasi swasta, akan menjadi sangat penting bagi upaya pemulihan,” jelas Wakil Presiden IFC, Asia dan Pasifik Alfonso Garcia Mora.
Melalui pemanfaatan pembelajaran dari berbagai program pemerintah dan menyesuaikan strategi untuk memperkuat respons terhadap ketidakpastian, CPF didasarkan pada suatu kerangka kerja menyeluruh untuk periode lima tahun.
Dalam hal ini, melibatkan beragam pendekatan yang akan diterapkan selama tiga tahun pertama periode kerangka kerja tersebut.
“Selama tahun ini dan tahun depan, World Bank akan memastikan berlangsungnya pemulihan dari pandemi secara berkelanjutan termasuk mendukung reformasi ekonomi yang diperlukan, meningkatkan pendapatan dan menyegarkan kembali berbagai upaya di bidang perubahan iklim,” papar Direktur World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen. (ATN)
Discussion about this post