ASIATODAY.ID, JAKARTA – Raja Yordania memperingatkan bahwa jika Israel nekat menganeksasi Tepi Barat Palestina, itu akan menyebabkan “konflik besar” dengan Yordania.
“Jika Israel benar-benar mencaplok Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Kerajaan Hashemite di Yordania,” kata Raja Abdullah II dalam sebuah pernyataan dilansir Middleeast, Sabtu (16/5/2020).
“Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
Israel diperkirakan akan melaksanakan aneksasi pada 1 Juli, sebagaimana disepakati antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kepala partai Biru dan Putih Benny Gantz.
Para pejabat Palestina telah mengancam untuk menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika itu melanjutkan rencana aneksasi, yang akan merusak solusi dua negara.
Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Century oleh Presiden AS Donald Trump, yang diumumkan pada 28 Januari. Ini merujuk ke Yerusalem sebagai ibukota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok 30-40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur.
Rencana itu telah menuai kecaman luas dari dunia Arab dan ditolak oleh Organisasi Kerjasama Islam, yang mendesak semua negara anggota untuk tidak terlibat dengan rencana ini atau untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dalam mengimplementasikannya dalam bentuk apa pun. (ATN)
Discussion about this post