ASIATODAY.ID, JAKARTA – Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali ke level 5,3 persen pada 2021. Hal ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, membaiknya iklim investasi dan pulihnya ekonomi global.
Namun tahun ini, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi sebanyak satu persen imbas pandemi covid-19. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh tingkat lapangan pekerjaan dan kemiskinan.
“Dengan dampak berat terhadap lapangan kerja dan penghidupan, terutama bagi kelompok masyarakat yang paling rentan, tahun ini ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam keterangan resmi, Kamis (18/6/2020).
Sementara itu, Ekonom ADB untuk Indonesia Emma Allen mengungkapkan, program pemulihan ekonomi nasional melalui kebijakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan membuka kembali aktivitas ekonomi masyarakat.
“Program pemulihan ekonomi pemerintah bergerak dengan cepat dalam merespons krisis ini dengan memanfaatkan teknologi untuk penyampaian yang lebih efisien, yang juga merupakan kesempatan untuk mendorong inklusi keuangan dan memperkuat kaitan rantai nilai global,” jelasnya.
Dalam publikasi ekonomi tahunan Asia Development Outlook (ADO), ADB memperkirakan pertumbuhan bagi kawasan Asia dan Pasifik sebesar 0,1 persen di 2020.
Angka ini menurun dibandingkan dengan prakiraan 2,2 persen pada April, dan merupakan taraf pertumbuhan terendah bagi kawasan ini sejak 1961.
Kegiatan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina dan Thailand juga diperkirakan terdampak lebih berat dari Indonesia pada 2020 sebelum membaik lagi pada 2021.
Lebih lanjut, terbatasnya arus perdagangan dan menurunnya jumlah wisatawan telah memperburuk proyeksi perekonomian secara substantial. Pertumbuhan ekonomi regional pada 2021 diperkirakan akan naik menjadi 6,2 persen. (ATN)
Discussion about this post