• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Bandara Soekarno-Hatta Bidik Posisi Pertama di ASEAN Raih Sertifikat Global Energi

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 12, 2021
in Energi Hijau
3 min read
0
Seluruh Airport di Indonesia Ditarget Gunakan Energi Surya

PLTS di atap gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta yang dibangun PT Bukit Asam. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

RelatedPosts

Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya

Gagas SSTC Energi Terbarukan, RI Galang Afganistan, Madagaskar, Nepal dan Jerman

Indonesia Mulai Garap Optimal Energi Panas Bumi

Indonesia-Denmark Luncurkan Katalog Teknologi Baru Sektor Ketenagalistrikan

Indonesia Targetkan Porsi Gas Bumi Capai 22 Persen pada 2025

53 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) menegaskan komitmennya dalam menerapkan konsep eco-friendly airport atau green airport yang ramah lingkungan.

Komitmen tersebut ditandai dengan kick off meeting untuk merumuskan Sistem Manajemen Energi guna memperoleh sertifikat global ISO 50001 untuk Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Kick off dilakukan bersama Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan MTR3-United Nations Development Programme (UNDP). Nantinya, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi bandara pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang memiliki sertifikat global ISO 50001.

Secara umum, institusi yang berhasil mendapat standar global ISO 50001 menandakan bahwa institusi tersebut memiliki sistem manajemen energi untuk menetapkan kebijakan energi, tujuan, target energi, rencana aksi dan proses yang fokus pada efisiensi energi antara lain dengan memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan membutuhkan Sistem Manajemen Energi sesuai sertifikat global ISO 50001 sebagai pakem baru dalam pengembangan eco-friendly airport.

“Kami perlu tata cara, strategi, dan SOP (standard operating procedure) yang baru. Jangan mengelola hal baru dengan cara lama. Dibutuhkan cara baru untuk mempercepat penerapan eco-friendly airport di bandara AP II. Karena, penggunaan energi baru dan terbarukan secara masif sudah di depan mata,” ujar  Awaluddin, dalam keterangan resminya, Jumat (12/2/2021).

Ia mengatakan konservasi energi menjadi prioritas bagi AP II sebagai upaya antisipasi perusahaan terhadap isu perubahan iklim global. Konsep eco-friendly airport sebenarnya telah dilakukan perseroan dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta.

PLTS itu tepatnya di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dan layanan taksi listrik yang dioperasikan Grab dan Blue Bird. Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi point of interest untuk penggunaan energi baru dan terbarukan.

Awaluddin mengatakan Sistem Manajemen Energi berstandar global ISO 50001 ini juga merupakan upaya dalam menekan biaya operasional.

“Situasi sulit di tengah pandemi ini memberi kami pembelajaran, ditemukan resep baru pengelolaan bandara yang dapat menekan biaya operasional, salah satunya adalah Sistem Manajemen Energi sesuai ISO 5000,” tutur dia.

Adapun sistem manajemen energi untuk Terminal 3 ini nantinya juga dapat digunakan di bandara-bandara lainnya. Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta merupakan terminal penumpang pesawat terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 25 juta penumpang per tahun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Luh Nyoman Puspa Dewi mengatakan, sampai saat ini di Indonesia baru terdapat 113 perusahaan yang mendapat sertifikat global ISO 50001 terdiri dari dua sertifikat diberikan ke bangunan atau gedung, 64 sertifikat ke perusahaan industri, dan 47 sertifikat ke perusahaan energi.

“Ini bertujuan mencapai penghematan energi dan penurunan gas rumah kaca. Kegiatan ini (sertifikasi ISO 50001) juga dapat berdampak pada kinerja AP II, seperti cost efficiency,” ujar Luh.

Lebih lanjut, ia menuturkan konservasi energi menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak perusahaan energi dan perusahaan milik negara di Indonesia seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong perusahaan mengadopsi produktivitas lebih baik dengan emisi dan limbah lebih sedikit.

Sementara itu, Manajer Proyek Nasional MTRE3-UNDP Boyke Lakaseru mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan dan dukungan teknis agar Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dapat memperoleh sertifikat ISO 50001.

Boyke Lakaseru menuturkan ada tiga hal yang akan dilakukan dalam merumuskan Sistem Manajemen Energi untuk meraih sertifikat ISO 50001.

Pertama adalah menentukan kerangka kerja detail dan kerangka waktu (work plan & timeline). Lalu kedua, pemetaan profil perusahaan terkait energi, dan ketiga antara lain laporan pemetaan final Sistem Manajemen Energi dan Sertifikasi ISO 50001 oleh TUV SUD di tahun pertama.

Adapun perumusan Sistem Manajemen Energi untuk Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara AP II dan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM tentang penerapan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan secara berkelanjutan pada bandara udara. (ATN)

Tags: Bandara Soekarno HattaEnergi Baru TerbarukanEnergi HijauGreen AirportGreen Energy
Previous Post

Formula E di Jakarta Digelar Pada 2022

Next Post

Human Righ Watch Ungkap Misi Besar Militer Myanmar

Related Posts

Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya
Energi Hijau

Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya

March 6, 2021
Gagas SSTC Energi Terbarukan, RI Galang Afganistan, Madagaskar, Nepal dan Jerman
Energi Hijau

Gagas SSTC Energi Terbarukan, RI Galang Afganistan, Madagaskar, Nepal dan Jerman

March 5, 2021
Indonesia Mulai Garap Optimal Energi Panas Bumi
Energi Hijau

Indonesia Mulai Garap Optimal Energi Panas Bumi

March 4, 2021
Indonesia Bangun 25 Sistem Smart Grid Hingga 2024
Energi Hijau

Indonesia-Denmark Luncurkan Katalog Teknologi Baru Sektor Ketenagalistrikan

March 4, 2021
Indonesia Targetkan Porsi Gas Bumi Capai 22 Persen pada 2025
Energi Hijau

Indonesia Targetkan Porsi Gas Bumi Capai 22 Persen pada 2025

February 26, 2021
GE Power Mulai Operasikan Southern Power Generation di Malaysia
Energi Hijau

GE Power Mulai Operasikan Southern Power Generation di Malaysia

February 24, 2021
Next Post
Darurat Setahun, Militer Kendalikan Kekuasaan di Myanmar

Human Righ Watch Ungkap Misi Besar Militer Myanmar

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai
  • Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla
  • AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global
  • Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia
  • Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.