ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menggandeng Bank DBS untuk menggenjot investasi asing di dalam negeri.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia saat ini memiliki sejumlah sektor unggulan yang sedang didorong peningkatan investasinya. Sektor tersebut meliputi hilirisasi tambang, perkebunan, infrastruktur, perikanan, pariwisata, dan telekomunikasi, pergudangan maupun properti.
Dikatakan, saat ini sektor pariwisata sedang mengalami kemunduran. Sementara itu, sektor telekomunikasi, pergudangan, properti maupun sektor yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam seperti hilirisasi tambang bisa menjadi target utama dalam kerja sama investasi.
Program hilirisasi ini menjadi salah satu program utama Presiden Joko Widodo untuk mendorong transformasi ekonomi. Peningkatan investasi hilirisasi pertambangan tentunya akan menambah nilai tambah sumber daya alam di Indonesia.
“Maka hilirisasi yang kita butuhkan, kedua perkebunan, ketiga infrastruktur, perikanan, pariwisata saya pikir tahun ini akan terjadi slow, slow banget ya. Mungkin telekomunikasi dan pergudangan atau pun properti ini yang akan jadi fokus kita ke depan,” terang Bahlil dalam video conference saat penandatangan nota kesepahaman dengan PT Bank DBS Indonesia, Rabu (22/4/2020).
Setelah nota kesepahaman ditandangani, selanjutnya BKPM dan Bank DBS akan melakukan sejumlah rapat untuk mengumpulkan data analisa mengenai nasabah potensial bank DBS yang dapat menamamkan modalnya di Indonesia.
“Investasi pada kuartal I/2020 sudah baik, kuartal II/2020 karena Covid-19 membuat kita bekerja selalu berinovasi setiap hari untuk mencari langkah strategis dan inovatif,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna mengatakan kerja sama dengan BKPM ini merupakan bentuk layanan kemudahan pada nasabah dalam melakukan investasi di Indonesia.
Paulus Sutisna mengatakan pihaknya berupaya untuk mendorong percepatan ekonomi di Indonesia dan memudahkan nasabah dalam berinvestasi sehingga penandatangan nota kesepahaman dilakukan. Apalagi, DBS memiliki nasabah di berbagai negara yang dapat menamkan modalnya di Indonesia.
Menurutnya, DBS terus berupaya dalam meningkatkan layanan ke nasabah untuk mendukung transformasi bisnis. Apabila nasabah mampu terlayani dalam menyalurkan investasi, Indonesia akan semakin diuntungkan.
“Customer kita banyak dari negara di luar Indonesia, dengan kerja sama BKPM proses investasi mereka cepat, karena fasilitas BKPM satu pintu service, itu sesuatu yang akan sangat mendorong sekali,” ujarnya.
Bahlil mengharapkan, kerja sama dengan DBS, akan memberikan kemudahan bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Apalagi, DBS dinilai sebagai salah satu bank terbesar di Asia dengan jaringan dan nasabah yang sangat bagus.
“Saya yakini bahwa ketika pemerintah hadir untuk melakukan percepatan dan memberikan solusi terhadap investasi dan kemudian dikombinasikan dengan nasabah dari DBS maka saya pikir Indonesia ke depan akan lebih baik,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post