ASIATODAY.ID, JAKARTA – Serangan dan aksi kekerasan pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa pada Rabu, (5/4), telah memicu kecaman dunia internasional.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengutuk keras serangan pasukan Israel itu. Fadli menyebutnya, tindakan itu sebagai rutinitas barbar yang disengaja Israel.
“Ramadhan tahun lalu Israel menyerang Al-Aqsa dan melukai sedikitnya 158 warga Palestina. Ramadan 2021 Israel juga melakukan hal yang sama. Jadi, serangan brutal Israel di setiap Ramadan dengan target jemaah Al-Aqsa jelas-jelas disengaja. Ini tidak cukup dikutuk keras. Israel harus ditindak keras secepatnya,”kata Fadli dalam keterangannya, Kamis (6/4).
Atas terulangnya penodaan Israel atas Al-Aqsa di bulan Ramadan, Fadli yang juga Anggota Komisi I DPR itu mempertanyakan peran PBB, terutama Dewan Keamanan yang tidak belajar dari insiden-insiden sejenis sebelumnya.
“PBB terutama Dewan Keamanan seperti tidak belajar dari Bulan Ramadan sebelumnya. Seharusnya PBB sigap dan antisipatif. PBB gagap dan lamban. Jika diperlukan, Dewan Keamanan bisa menurunkan pasukan perdamaian di Al-Aqsa di setiap Ramadan,” kritiknya.
Menurut Fadli, serangan di Al-Aqsa juga sebagai bagian provokasi Israel untuk ‘yahudisasi’ Masjid Al-Aqsa.
“Israel ingin meruntuhkan Al-Aqsa dan menggantinya dengan Temple Mount. Ini pernah sudah terjadi pada Masjid Ibrahimi di Hebron, di mana setengah dari masjid diubah menjadi Sinagog setelah tahun 1967,” tandasnya.
Lebih lanjut, Fadli mengingatkan lagi bahwa kontrol Israel atas Yerusalem adalah ilegal.
“Tidak boleh dilupakan bahwa Kompleks Al-Aqsa berada di dataran tinggi di Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, dan kemudian dianeksasi dalam tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Liga Muslim Dunia (MWL) mengecam pasukan pendudukan Israel yang menyerbu halaman Masjid Al Aqsa dan menyerang secara terang-terangan para jemaah.
MWL mengutuk aksi Israel yang menodai kesucian situs umat Islam sekaligus merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap norma dan hukum internasional.
Organisasi itu menegaskan pentingnya aksi bersama untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh serta untuk menghentikan semua tindakan yang menggerogoti peluang munculnya solusi di wilayah pendudukan. MWL juga menegaskan kembali dukungannya yang solid bagi semua upaya yang bertujuan menyelesaikan masalah Palestina.
Di lain pihak, Bahrain juga mengutuk pendudukan oleh pasukan Israel di Masjid Al Aqsa, penyerangan dan penangkapan terhadap jamaah.
Bahrain menganggap tindakan Israel tersebut sebagai provokasi terhadap perasaan jutaan Muslim di seluruh dunia sekaligus pelanggaran aturan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Bahrain menekankan perlunya menghormati peran Kerajaan Hasyimiyah Yordania dalam melindungi situs-situs suci, serta menyerukan perlindungan dari segala penyebab ketidakstabilan.
Bahrain juga kembali menegaskan penolakan terhadap semua tindakan provokasi yang mengancam timbulnya eskalasi dan kekerasan lebih lanjut. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post