ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) terdepan di ASEAN dalam hal transaksi saham harian.
Pasalnya, frekuensi transaksi harian di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI mencapai 1,4 juta kali.
Menurut Direktur Utama BEI Iman Rachman, IHSG berhasil menembus level 7.000 pada tahun ini dan mencatatkan nilai tertinggi sepanjang masa di level 7.276 pada 21 April 2022 lalu.
Di tengah tantangan global saat ini, investor masih optimis dengan pasar modal Indonesia yang tercermin pada pertumbuhan indeks sebesar 2,41 persen year to date (ytd) per Jumat (8/7/2022).
Iman mengungkapkan aktivitas perdagangan di bursa terlihat cukup baik. Di mana terjadi pertumbuhan pada frekuensi transaksi harian, rata-rata nilai transaksi, hingga rata-rata volume transaksi.
“Peningkatan juga terjadi pada frekuensi transaksi harian, yaitu sebesar 13,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 1,4 juta kali dan BEI menempati posisi pertama di ASEAN dalam hal ini,” ungkap Iman dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/7/2022).
Selain itu, rata-rata nilai transaksi hingga awal bulan Juli 2022 mencapai Rp15,8 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari telah mencapai 23,4 juta saham.
Hingga 8 Juli 2022, Iman mengungkapkan BEI telah mencatatkan efek baru yang terdiri dari 25 pencatatan efek saham, 3 obligasi baru, dan 1 ETF baru.
Sementara itu, per Juni 2022, jumlah investor telah mengalami peningkatan 22 persen menjadi 9,1 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan Single Investor Identification (SID).
Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 16 persen menjadi 4 juta investor saham.
Sementara itu, meski IHSG sempat menembus level tertinggi pada 21 April 2022, pergerakan IHSG semenjak Mei 2022 hingga saat ini justru memasuki tren pelemahan.
Data akhir Juni 2022 menunjukkan, IHSG telah melemah 2,26 persen dalam tiga bulan terakhir, dan turun 3,32 persen dibandingkan dengan Mei 2022.
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 11.08 WIB, pada Kamis (14/7/2022), indeks berada di level 6.671,52. Di mana sepanjang hari tercatat menguat 0,46 persen setelah tiga hari lalu tertekan.
Forum G20 Bahas Peran Pasar Modal Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Pasar modal memiliki peran penting dalam pembangunan berkelanjutan. Pasar modal berperan dalam mengalokasikan sumber daya keuangan yang terbatas dan membuat fungsi perantara dengan cara yang paling efisien yang menjembatani penabung dan investor, serta menyalurkan dana kepada perusahaan sehingga perusahaan dapat menggunakan sumber daya tersebut secara produktif.
Pasar modal sangat penting untuk pembiayaan perekonomian. Pasar modal memungkinkan mobilisasi dana dari penyedia yaitu rumah tangga, asuransi, dana pensiun kepada kliennya. Para investor ingin menginvestasikan uangnya seefektif mungkin di pasar modal, serta dengan risiko dan potensi imbalan yang bisa diterima.
“Kontribusi pasar modal yang efektif untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi telah menjadi bahan diskusi yang panjang diantara para ekonom. Fungsi pasar modal yang mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain memfasilitasi likuiditas, membantu pengurangan risiko, memantau perilaku manajerial, dan memproses informasi,” terang Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan pidato kunci pada acara G20 Side Event: Joint G20/OECD Corporate Forum, Kamis (14/7/2022) di Bali.
Fungsi pasar modal dalam mempromosikan keberlanjutan dapat dikaitkan dengan beberapa hal.
Pertama, bagaimana pasar modal dapat memobilisasi tabungan dan peningkatan modal dan mengarahkannya ke proyek yang sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Kedua, bagaimana pasar modal dapat mengubah visi perusahaan dengan memasukkan kriteria ESG ke dalam praktik manajemen terbaik mereka dengan membatasi akses keuangan bagi mereka yang melanggar ESG.
Dan ketiga, pasar modal dapat mempengaruhi praktik tata kelola perusahaan yang baik yang mendorong pembangunan berkelanjutan melalui mekanisme kepemilikan.
“Namun pada kenyataannya, terlepas dari fakta bahwa pasar keuangan telah mengadopsi faktor ESG, tampaknya tidak ada perubahan dramatis yang mendukung perusahaan sehingga bisa lebih berkelanjutan. Jadi pada kenyataannya, ini masih tidak signifikan dan oleh karena itu dalam forum pertemuan G20 ini kami ingin terus mempromosikan gerakan ini, dan tata kelola perusahaan terutama, untuk mendorong lebih banyak investasi ESG yang konsisten,” kata Menkeu. (ATN)
Discussion about this post