ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Erick Thohir resmi memberhentikan dengan hormat Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) Dedi Sunardi.
Keputusan ini menyusul insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Keputusan itu tertuang lewat Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK – 43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi PT Pertamina, Rabu (8/3/2023).
Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Dedi menjabat sebagai Direktur Utama Askrindo. Dia memimpin perusahaan anggota holding BUMN Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG) itu sejak Juli 2020, lalu dipindahkan ke Pertamina setelah menjabat 9 bulan.
Dedi yang lahir di Magetan pada 1964 menyandang gelar Sarjana Ekonomi Perusahaan dari Universitas Jayabaya Jakarta (1988) dan meraih Magister Management dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2000. Dedi berkarir di lingkungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebelum ditunjuk sebagai pucuk pimpinan Askrindo.
Sebelum di Askrindo, Dedi pernah berkarir di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI sebagai pemimpin cabang, wakil pemimpin wilayah, hingga pemimpin kantor wilayah sejak 2002-2020. Jabatan terakhirnya di BRI sebagai Pemimpin Kantor Wilayah Jakarta 2 pada 2020.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Dedi tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp17,22 miliar atau Rp17.226.003.091 saat menjabat sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina. Adapun, total kekayaannya berasal dari aset berupa tanah dan bangunan yang dimiliki sebesar Rp10,4 miliar. Kemudian, alat transportasi dan mesin senilai Rp1,2 miliar. Harta bergerak lainnya sebesar Rp331,5 juta dan kas Rp5,1 miliar. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post