ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri kapal pesiar dunia satu persatu berguguran diterpa oleh badai krisis pandemi global coronavirus (Covid-19).
Sejumlah kapal pesiar mewah milik perusahaan terkemuka di dunia, kini menjelma menjadi tumpukan besi tua. Pemandangan itu terlihat di galangan pembongkaran kapal di Aliaga, Turki.
Cuplikan gambar yang direkam oleh drone di atas galangan itu pada awal bulan ini menunjukkan sejumlah kapal pesiar tengah dipereteli oleh para pekerja. Sebanyak tiga kapal akan masuk ke galangan itu menyusul lima kapal pesiar yang tengah dibongkar. Kapal-kapal mewah itu berakhir di tempat penjualan besi tua.
Menurut pimpinan asosiasi industri daur ulang kapal Turki, Kamil Onal, sebelum pandemi melanda dunia, galangan pembongkaran kapal Turki biasanya hanya menangani kapal-kapal kargo dan kontainer.
“Tetapi setelah pandemi, kapal-kapal pesiar mulai beralih haluan menuju Aliaga dengan cara yang sangat tragis dengan jumlah yang signifikan,” kata Kamil dikutip dari ABC.net.au, Senin (12/10/2020).
“Saat ini terjadi justru pertumbuhan di sektor daur ulang kapal karena krisis. Ketika kapal tidak bisa mendapatkan pekerjaan, mereka beralih ke pembongkaran,” imbuhnya.
Kapal-kapal yang datang untuk dibongkar antara lain berasal dari Inggris, Italia dan Amerika Serikat (AS).
Kapal pesiar menjadi kluster paling awal terpapar Covid-19 ketika virus mematikan itu menyebar di seantero dunia awal tahun ini.
Pada bulan Februari, Pemerintah Australia harus mengevakuasi lebih dari 150 warganya yang terjebak di atas kapal pesiar Diamond Princess di lepas pantai Jepang.
Beberapa minggu kemudian, Pemerintah Negeri Kanguru itu juga mengusir kapal pesiar berbendera asing keluar dari perairan Australia – larangan yang baru-baru ini diperpanjang hingga setidaknya 17 Desember mendatang.
Hanya kapal pesiar Ruby Princess yang diizinkan berlabuh di Sydney, seiring adanya penyelidikan khusus yang menemukan bahwa kapal itu terkait dengan setidaknya 28 kematian. Sementara, pada Maret lalu, otoritas AS mengeluarkan perintah stop berlayar untuk semua kapal pesiar. Larangan itu hingga kini masih tetap berlaku.
Onal mengatakan, sekitar 2.500 orang bekerja di dalam sebuah tim untuk membongkar kapal-kapal tersebut. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk membongkar sepenuhnya sebuah kapal penumpang.
Galangan pembongkaran kapal itu menargetkan untuk meningkatkan volume baja reklamasi menjadi 1,1 juta ton pada akhir tahun, dari 700 ribu ton pada Januari. (ATN)
Discussion about this post