ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ericsson dan UNICEF menjalin kemitraan global untuk membantu memetakan konektivitas sekolah di 35 negara pada akhir tahun 2023.
Memetakan lanskap konektivitas internet untuk sekolah dan masyarakat sekitarnya merupakan langkah penting pertama untuk menyediakan akses kepada pembelajaran digital bagi setiap anak.
Upaya bersama ini adalah bagian dari inisiatif Giga. Diluncurkan tahun lalu dan dipimpin oleh UNICEF dan International Telecommunication Union (ITU), Giga bertujuan untuk menghubungkan setiap sekolah ke internet.
Ericsson adalah mitra sektor swasta pertama yang membuat komitmen jutaan dolar untuk inisiatif tersebut dan melakukannya sebagai Mitra Global UNICEF untuk Pemetaan Konektivitas Sekolah.
Menurut ITU, 360 juta anak muda saat ini tidak memiliki akses internet. Hal ini mengakibatkan mereka terkucilkan, sumber daya yang terbatas untuk belajar, dan terbatasnya kesempatan bagi anak-anak dan remaja yang paling rentan untuk meraih potensi mereka.
Konektivitas yang lebih baik akan meningkatkan akses ke informasi, peluang, dan pilihan, memungkinkan generasi anak sekolah untuk mengambil bagian dalam membentuk masa depan mereka sendiri.
“Kesenjangan digital yang semakin dalam adalah salah satu dari banyak ketidaksetaraan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19,” kata Charlotte Petri Gornitzka, Wakil Direktur Eksekutif, Kemitraan, di UNICEF melalui keterangan tertulis Ericsson yang diterima di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
“Penutupan sekolah, ditambah dengan kesempatan yang terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada untuk pembelajaran jarak jauh, telah menghambat pendidikan anak-anak di seluruh dunia. Kemitraan kami dengan Ericsson akan semakin mendekatkan kami untuk memberikan setiap anak dan remaja akses ke peluang pembelajaran digital,” imbuhnya. (AT Network)
Discussion about this post