ASIATODAY.ID, JAKARTA – Krisis minyak goreng di Indonesia layaknya paradoks.
Pasalnya, sebagai salah satu negara penghasil Crude Parm Oil (CPO) terbesar di dunia, krisis minyak goreng ini harusnya tidak terjadi.
Diketahui, sejak Desember 2021, terjadi kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng di Indonesia. Pemerintah kemudian menetapkan batas atas Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan (Rp14 ribu per liter) dan minyak goreng curah (Rp11.500 per liter).
Pemerintah juga memberikan subsidi agar harga minyak goreng tetap terjangkau masyarakat. Namun kemudian terjadi kelangkaan minyak goreng. Masyarakat harus berebut untuk mendapatkan minyak goreng subsidi yang dijual melalui minimarket dan supermarket.
Masyarakat juga harus antre berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng subsidi melalui operasi pasar yang dilakukan sejumlah pihak. Bahkan akibat antre ini, ada warga yang meninggal setelah mengalami sesak napas.
Akhirnya, mulai Kamis, 17 Maret 2022, pemerintah mencabut ketentuan HET dan menyerahkan harga minyak goreng kemasan sesuai mekanisme pasar, sedangkan untuk minyak goreng curah dikenakan HET Rp14 ribu per liter. Setelah pengumuman itu, tiba-tiba minyak goreng hadir berlimpah di minimarket dan supermarket dengan harga sekitar Rp22 ribu hingga Rp24 ribu per liter. Di toko ritel modern, minyak goreng kemasan 2 liter dijual hingga Rp50 ribu.
Namun penetapan harga minyak goreng di harga normal ini mendapat kritikan dari masyarakat. Pasalnya, harga minyak goreng sawit di Indonesia dinilai tak masuk akal.
Masyarakat pun menyoroti harga minyak goreng di negara tetangga yang harganya jauh di bawah Indonesia.
Di Malaysia, harga minyak goreng jauh dibawah Indonesia dan harga ini sempat menjadi perbincangan netizen Indonesia di jagad Twitter pada, Jumat (18/3/2022).
Pasalnya, Malaysia menjual minyak goreng kemasan di harga RM6,70 atau sekitar Rp22.964.
Melansir dari situs Lazada, minyak goreng merek Neptune Cooking Oil dijual murah dengan harga Rp28 ribu per liternya.
Di Filipina, harga minyak goreng tak berbeda jauh dari Indonesia. Melansir dari Lazada Mall Philipines, minyak goreng merek Bimoli diberi harga 112 peso atau sekitar Rp30 ribu, per 1 liternya.
Di Singapura, harga minyak goreng sawit dengan merek Knife dijual dengan harga 4.50 dolar Singapura atau setara dengan Rp47.620.
Di Thailand, harga minyak goreng sawit mencapai 68 Bath atau sekitar Rp29 ribu per liter. Untuk merek Tubtim Palm Olein Cooking Oil 1 Liter dijual 60 Bath atau sekitar Rp25 ribu. (ATN)
Discussion about this post