ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong jalur rempah masuk nominasi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Untuk memuluskan itu, Kemendikbud akan menguatkan pendidikan mengenai sejarah jalur rempah di seluruh jenjang pendidikan.
“Salah satu cara terbaik untuk menghidupkan memori dan makna penting jalur rempah adalah melalui pendidikan,” kata Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud, Totok Suprayitno, melalui keterangan tertulisnya yang diterima Minggu (4/10/2020).
Totok mengungkapkan, upaya ini dilakukan bersama dengan sejarawan, guru sejarah, dan komunitas sejarah. Narasi tersebut nantinya oleh para guru sejarah diinternalisasikan kepada peserta didik melalui pembelajaran.
Kemendikbud berkomitmen mendukung proses nominasi ini melalui kegiatan penelitian dan kajian.
Sebelumnya, pada nominasi Warisan Dunia (World Heritage) yang mengacu pada Konvensi UNESCO tahun 1972, para peneliti Balitbang telah terlibat setidaknya dalam penyiapan pendaftaran enam warisan budaya sebagai Intangible Cultural Heritage yang mengacu pada Konvensi UNESCO Tahun 2003.
Keenamnya adalah, Angklung Indonesia (terdaftar 2010), Tari Saman (terdaftar 2011), Noken (terdaftar, 2012), Tiga Genre Tari Tradisi Bali (terdaftar 2015), Pinisi (terdaftar 2017), dan Pencak Silat (terdaftar 2019).
“Rencana pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia ke UNESCO tersebut bukan hanya karena nilai sejarahnya semata, tetapi juga manfaat rempah-rempah bagi masyarakat pada masa sekarang. Misalnya, fungsi rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19,” jelasnya.
Khasiat rempah-rempah telah terbukti dalam dunia pengobatan, selain juga kaya manfaat untuk menambah cita rasa makanan.
Pengakuan jalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dapat digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai media diplomasi internasional bidang kebudayaan. (AT Network)
Discussion about this post