ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri keuangan di Indonesia kini menjadi sasaran kejahatan siber.
Kaspersky mendeteksi sebanyak 356.786 kejahatan siber jenis phishing menargetkan sektor keuangan (finansial) dengan 166.857 di antaranya menyasar sistem pembayaran periode semester I/2022.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong mengatakan statistik tersebut berasal dari data anonim berdasarkan pemicu komponen deterministik dalam sistem Anti-Phishing Kaspersky di komputer para pengguna.
“Toko online terus menjadi sektor yang menguntungkan bagi para penjahat dunia maya. Sebanyak 169.326 upaya kejahatan telah digagalkan oleh perusahaan keamanan siber global di Indonesia dari periode Januari hingga Juni 2022,” katanya dalam laporan Kaspersky yang dikutip, Jumat (28/10/2022).
Menurut Yeo, hal ini patut jadi perhatian mengingat tren belanja online di Indonesia meningkat dari sisi transaksi konsumen, tidak hanya untuk generasi muda, tetapi juga untuk kalangan generasi lebih tua.
Yeo memandang, perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran telah menggantikan peran uang tunai sebagai alat pembayaran, sehingga transaksi non-tunai di Indonesia juga makin efisien.
“Ditambah lagi, transaksi non-tunai semakin diminati dengan hadirnya Indonesia Standard Quick Response Code [QRIS],” ujarnya.
Yeo menuturkan, selama semester I/2022, Kaspersky juga mendeteksi 20.603 upaya phishing di Indonesia yang berkaitan dengan perbankan online. Meski pembatasan sosial mulai dibuka kembali, namun kebiasaan sejak pandemi tampaknya tetap konsisten, seperti masyarakat masih lebih menyukai untuk melakukan aktivitas perbankan, belanja, dan keuangan secara online.
“Dengan sebagian besar pengguna di sini menyadari ancaman yang menargetkan uang online, sekarang saatnya untuk bertindak segera dan mengamankan perangkat seluler demi menikmati keuntungan dari ekosistem keuangan regional yang lebih terhubung,” imbuh Yeo.
Dia menambahkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengamankan data keuangan secara online dan terhindar dari upaya phishing, di antaranya selalu memperhatikan email yang mencurigakan dan pertahankan dua alamat email jika menggunakan akun gratis. Kemudian ingat selalu bahwa tidak semua ponsel cerdas aman, jadi berhati-hatilah dengan pesan yang akan mengarahkan ke situs web. Gunakan solusi keamanan yang andal dengan anti-phishing dan kemampuan pembayaran yang aman, serta yang paling utama adalah mendapatkan informasi dan membedakan email dan pesan lain yang diterima. (ATN)
Discussion about this post