ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar diseluruh Indonesia mencatat nilai komitmen investasi yang cukup fantastis. Pasalnya, hingga Oktober 2019, nilai komitmen investasi sudah mencapai Rp85,3 triliun. Sementara, tenaga kerja yang terserap dari KEK juga sudah mencapai 8.686 orang.
“Ini sebuah catatan yang positif, dimana kehadiran KEK di daerah turut memberi andil besar terhadap peningkatan ekonomi daerah secara khusus dan perekonomian nasional pada umumnya,” terang Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Kamis (10/10/2019).
Kendati nilai komitmen investasi besar, namun jumlah tenaga kerja yang terserap dari KEK diakui Darmian masih belum sesuai dengan ekspktasi.
Menurut Darmin, kondisi ini dipengaruhi oleh masih adanya persoalan lahan KEK yang masih terkendala dengan pembebasan.
Untuk mengatasi masalah lahan kata Darmian, pemerintah langsung memproses Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) ketika pembebasan lahan baru mencapai 20%-30%.
Namun hal ini mengakibatkan harga lahan yang menjadi KEK mendadak menjulang tinggi sehingga menyebabkan proses pembebasan lahan pun terhambat.
“Jadi sekarang harus beli dulu tanahnya baru kita proses RPPnya,” terangnya.
Sejauh ini, sudah ada 10 KEK yang beroperasi yakni KEK Sei Mangkei (Sumatra Utara), KEK Tanjung Lesung (Banten), KEK Palu (Sulawesi Tengah), KEK Bitung (Sulawesi Utara) dan KEK Morotai (Maluku Utara).
Selain itu, ada KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), KEK Mandalika (Nusa Tenggara Barat), KEK Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), KEK Arun Lhokseumawe (Aceh), dan KEK Galang Batang (Kepulauan Riau).
Selain 10 yang telah disebutkan, KEK Sorong (Papua Barat) akan menjadi KEK ke-11 yang rencananya akan diresmikan operasionalnya besok, Jumat (11/10/2019).
Tak hanya itu, sudah ada dua KEK baru yakni KEK Singhasari (Jawa Timur) yang baru saja ditetapkan melalui PP No. 68/2019 dan KEK Tanjung Api-Api (Sumatra Selatan) yang sudah ditetapkan dan menunggu memasuki tahap operasional.
“Dari 10 KEK yang telah beroperasi, masih terdapat banyak KEK yang lahan terbangunnya masih rendah,” imbuhnya.
Beberapa KEK yang realisasi lahan terbangunnya masih rendah kata Darmian seperti KEK Bitung yang baru membangun 2,3% dari lahan yang mencapai 534 hektare, KEK Morotai dengan lahan terbangun 1,4% dari luasan lahan mencapai 1.101,76 hektare, dan KEK Sorong dengan lahan terbangun mencapai 2,9% dari luasan lahan mencapi 53,7 hektare.
“Akibat rendahnya capaian penggunaan lahan dari KEK yang ada, realisasi investasi dari KEK pun baru sebesar Rp21 triliun dari komitmen mencapai Rp85,3 triliun,” jelasnya.
Hal ini pula yang menjelaskan mengapa serapan tenaga kerja di KEK masih rendah.
“Mereka seharusnya ada masterplan tahunan, itu ada target investasi yang masuk dan itu agak melenceng terlambat dari timeline,” sambung Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post