ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi coronavirus (Covid-19) di Indonesia kian menimbulkan dampak luas, tak terkecuali investasi smelter.
Pasalnya, proyek pembangunan smelter yang tengah dirintis oleh sejumlah korporasi kini harus tertunda.
Dua perusahaan besar yang mengalami hambatan yakni, PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan PT Freeport Indonesia (PTFI). Kedua perusahaan bahkan telah mengajukan permohonan kepada pemerintah agar ada penundaan jadwal penyelesaian proyek smelter dari target sebelumnya.
Untuk pembangunan smelter PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), rencananya anak usaha Grup Medco ini akan menggelontorkan investasi senilai Rp20 triliun.
‘’Total investasi smelter rencananya sekitar Rp20 triliun. Kalau konstruksinya lima semester atau 2,5 tahun, maka sekitar Rp4 triliun per semester. Puncaknya nanti 2021. Kalau awal-awal masih kecil, pada 2021 itu realisasinya akan besar,’’ kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Dr. H. Amry Rakhman, M. Si, dalam keterangannya, Minggu (3/5/2020).
Amry menjelaskan, lahan untuk pembangunan smelter sudah siap. Sekarang tinggal menunggu situasi normal kembali dari pandemi virus Corona.
Dalam proses menuju pembangunan fisik, sedang berjalan proses administrasi untuk penerbitan izin Hak Guna Bangunan (HGB) ke BPN, baik pusat dan daerah sesuai kewenangannya.
‘’Izin lokasi sudah, HGB lagi berproses,’’ terangnya.
Untuk mengawal percepatan pembangunan smelter ini, Pemerintah Pusat dan daerah kata dia, akan membuat tim teknis yang terdiri dari berbagai unsur.
Ia mengatakan, pembangunan smelter di KSB sudah masuk dalam proyek strategis nasional. Kawasan industri smelter yang ada di KSB masuk dalam 27 kawasan industri yang prioritas diwujudkan dalam beberapa tahun mendatang.
Amry menyebut kawasan industri yang ada di KSB luasnya 1.200 hektare. Terdiri dari 850 hektare lebih untuk industri smelter dan industri turunannya. Sedangkan 350 hektare diperuntukkan bagi IKM/UKM yang menjadi pendukung industri besar yang ada di dalam kawasan industri tersebut.
Khusus untuk pembangunan smelter, lahan yang dibutuhkan sekitar 150 hektare. Mengenai industri turunannya, Amry mengatakan AMNT sudah menjalin komunikasi dengan PT. Pupuk Indonesia dan PT. Semen Indonesia. Industri turunannya ini akan menyusul setelah adanya bahan baku yang diolah di kawasan tersebut.
‘’Sekarang sudah 52 persen dari 850 hektare lahan kawasan itu sudah dibebaskan,’’ sebutnya.
Head of Corporate Communication PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Kartika Oktaviana mengatakan terhambatnya progress pembangunan smelter ini karena sebagian besar mitra bisnis yang menunjang progress smelter ini berasal dari berbagai negara yang terjangkit Covid-19 dan menerapkan lockdown.
“Ini tentu menyebabkan progress smelter menjadi terhambat,” ujarnya.
Amman pun telah menyampaikan secara resmi kepada Kementerian ESDM mengenai hambatan yang dihadapi dalam pembangunan smelter.
“Kami tetap berupaya untuk melakukan yang terbaik agar progres tetap sesuai dengan rencana yang ditetapkan pemerintah. Keputusan ada di tangan kementerian ESDM,” terangnya.
Adapun target yang tercantum dalam dokumen perencanaan smelter untuk bulan Januari 2020 adalah sebesar 24,668 persen.
Berdasarkan hasil evaluasi progres enam bulanan hingga periode Januari 2020, Amman Mineral telah berhasil mencapai kemajuan sebesar 22,974 persen atau sekitar 93,13 persen dari target untuk periode Januari 2020.
Sementara PT Freeport Indonesia telah lebih dulu mengajukan penundaan pembangunan smelter kepada pemerintah hingga satu tahun kedepan.
Sesuai target, penyelesaian smelter Freeport dipatok paling lama pada Desember 2023 atau 5 tahun setelah terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 23 Desember 2018.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengungkapkan ada surat dari sejumlah perusahaan yang melaporkan kendala dalam pembangunan smelter.
Namun demikian, pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut perihal detail pelaporan kendala tersebut. Adapun surat tersebut merupakan laporan kendala pembangunan smelter selama pandemk Covid-19.
“Saat ini, kami sedang menyusun langkah-langkah ke depan,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post