ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pembuangan air limbah nuklir ke laut dari reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, akan dimulai 24 Agustus 2023.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa keputusan itu akan dilaksanakan jika tidak terjadi kendala cuaca maupun laut.
“Telah diambil keputusan untuk memulai pelepasan air pada 24 Agustus, jika tidak terjadi kendala berupa kondisi cuaca dan kondisi laut,” katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Selasa (22/8/2023).
Kishida berjanji bahwa pemerintah Jepang akan terus memikul tanggung jawab atas pelepasan air PLTN Fukushima yang telah dimurnikan, bahkan jika itu membutuhkan waktu puluhan tahun.
Pengumuman pelepasan limbah PLTN Fukushima itu dibuat saat sejumlah aktivis berkumpul di luar kantor perdana menteri Jepang untuk memprotes rencana tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan negaranya dan Rusia telah mengirimi Jepang daftar masalah teknis yang akan muncul jika rencana membuang air limbah Fukushima ke laut itu diterapkan.
Seperti diketahui, reaktor nuklir menggunakan air untuk pendinginan, dan penyimpanan air ini menjadi masalah di masa depan, karena volumenya yang besar melebihi 1,25 juta ton.
Pemerintah Jepang mengesahkan pembuangan air limbah ini, yang diklaim sebagian besar bersih dari zat radioaktif, tetapi masih mengandung tritium- isotop hidrogen radioaktif, pada April 2021.
Perusahaan Tokyo Electric Power menggarisbawahi bahwa kandungan tritium dalam air limbah ini berada seperempat puluh dari standar minimum yang diperbolehkan oleh Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi (ICRP) dan pemerintah Jepang, serta sepertujuh dari tingkat yang diizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk air minum.
Meski begitu, rencana Jepang membuang limbah PLTN itu telah menuai kritik tajam dari sejumlah negara, terutama Korea Selatan dan China.
Lebih lanjut, Jepang berencana membuang air tersebut ke laut secara bertahap selama periode 30 tahun. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan memantau prosesnya secara terus menerus dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya spesialis IAEA juga telah melakukan beberapa inspeksi di pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post