ASIATODAY.ID, RIAU – Kebakaran hutan terus terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Luas wilayah kebakaran diperkirakan sudah mencapai ribuan hektare. Titik kebakaran bahkan kini makin mendekati lokasi penggembalaan Gajah Sumatera Jinak.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Halasan Tulus, kobaran api tiba-tiba muncul di dekat kamp Flying Squad pada sore hari setelah kunjungan Kapolda Riau Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo dan Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger.
Padahal ketika kunjungan Kapolda, tidak terlihat ada kebakaran di area Kamp Flying Squad, yang merupakan tempat penggembalaan delapan ekor Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) jinak binaan WWF Indonesia.
“Kami semua kaget, saat Kapolda pulang sudah sore, tiba-tiba api muncul lagi. Kalau sudah begitu terpaksa kami kerja lagi padamkan api,” kata Halasan saat dihubungi, Jumat (23/8/2019).
Halasan mengungkapkan, kebakaran di TNTN kerap bermunculan secara tiba-tiba akibat dipicu angin kencang dan kondisi di lokasi itu sangat kering dan panas.
Kebakaran di dekat kamp Flying Squad binaan WWF tersebut menimbulkan asap pekat. Namun, Halasan mengatakan kondisi Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) binaan dalam kondisi aman karena sudah dipindahkan menjauh dari kebakaran dan asap.
Ia menambahkan, kunjungan Kapolda Riau ke TNTN adalah untuk memeriksa kondisi gajah dan penanganan kebakaran di kawasan konservasi itu. Menurut Halasan, Kapolda Riau juga menyatakan komitmen untuk menyelidiki dugaan pembakaran kawasan TNTN.
“Beliau memerintahkan anggotanya untuk mengejar pelaku pembakar-pembakar itu,” kata Halasan.
Sementara itu, Humas WWF Program Riau Syamsidar mengatakan tim gabungan dari TNI, Polri, Brigade Pengendalian Karhutla TNTN dan Masyarakat Peduli Api (MPA) binaan WWF langsung berupaya memadamkan kebakaran yang tiba-tiba muncul di dekat kamp flying squad. Ia mengatakan api hingga laporan terakhir sekitar pukul 18.00 WIB, api masih berkobar.
Ia mengatakan luas kebakaran di area sekitar flying squad sudah mencapai ratusan hektare (ha).
“Kalau data minggu lalu sekitar 200 ha, mungkin sekitar segitu juga karena beberapa terulang lagi. Kalau untuk keseluruhan TNTN menurut perkiraan berdasarkan data menurut sistim informasi geografis sekitar 4.100 ha,” katanya.
TNTN adalah kawasan konservasi, yang salah satunya berfungsi sebagai habitat asli satwa endemik Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus). Awalnya, luas TN Tesso Nilo adalah 38.576 hektare (ha) berdasarkan Surat Keputusan Menhut No.255/Menhut-II/2004. Kemudian kawasan konservasi itu diperluas menjadi 83.068 ha dengan memasukkan areal hutan produksi terbatas yang berada di sisinya, berdasarkan SK No.663/Menhut-II/2009. Namun, kerusakan yang terjadi di kawasan itu akibat perambahan sudah sangat masif yang mengubah bentang alam hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post