ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Donald Trump mengklaim sudah memenangkan Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS). Trump bahkan menegaskan sudah akan membawa masalah ini ke Mahkamah Agung AS.
Dalam pidato ‘kemenangannya’, Trump berjanji akan memperjuangkan hasil pemilu di Mahkamah Agung.
“Kami ingin pergi ke Mahmakah Agung AS. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan,” tegas Trump dilansir dari The Guardian, Rabu (4/11/2020).
Sementara itu, rival Trump, Joe Biden dari Partai Demokrat mengatakan pemilihan belum selesai jika semua surat suara belum dihitung.
Trump melontarkan tuduhan tanpa dasar atas adanya penipuan pilpres karena surat suara terus dihitung.
“Ini adalah penipuan terhadap publik Amerika, memalukan bagi negara kita,” kata Trump.
Trump mengatakan mereka tengah bersiap untuk memenangkan pemilihan presiden kali ini.
“Terus terang, kami telah memenangkan pemilihan ini,” tegasnya.
Meski demikian, Trump masih belum resmi menang di pemilihan presiden tahun ini. Masih ada beberapa negara bagian penting, seperti Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin yang belum memberikan hasil penghitungan suara mereka.
Negara-negara itu disebut sebagai battleground karena merupakan swing state, yang berarti pemenang di negara itu masih bisa berubah.
Sementara itu, Joe Biden menganggap Donald Trump keterlaluan karena mencoba menghentikan penghitungan surat suara Pemilihan Presiden AS.
“Pernyataan presiden malam ini yang mencoba menghentikan penghitungan surat suara yang diberikan sangat keterlaluan. Belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar,” kata manajer kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon.
Biden dari Partai Demokrat, sebenarnya masih memimpin electoral vote. Namun, prediksi para ahli, Trump kemungkinan besar menang karena ia memegang swing state.
“Ini keterlaluan karena upaya gamblang untuk mengambil hak-hak demokratis warga negara Amerika,” kata Biden.
“Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kita, seorang Presiden Amerika Serikat berusaha melucuti suara orang Amerika dalam pemilihan nasional,” imbuhnya.
Biden menambahkan, penghitungan tidak akan berhenti. Menurutnya, penghitungan berlanjut hingga setiap suara yang dihitung.
“Karena itu lah yang diwajibkan oleh undang-undang kita, UU yang melindungi hak konstitusional setiap orang Amerika untuk memilih,” tegasnya. (ATN)
Discussion about this post