ASIATODAY.ID, ANKARA – Korban tewas akibat gempa bumi di Turkiye terus bertambah menjadi lebih dari 5.800 orang dan setidaknya 2.470 orang di Suriah.
Lebih dari 36.000 orang luka-luka di kedua negara.
Pihak berwenang mengatakan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah karena operasi penyelamatan terhambat oleh cuaca buruk.
Provinsi Hatay di Turkiye selatan dan Kota Aleppo di Suriah utara melaporkan korban jiwa terbanyak, sementara Lebanon, Israel, dan Siprus juga merasakan getaran gempa tersebut.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Selasa mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi negara tersebut yang diguncang gempa.
Keputusan tersebut diambil agar aktivitas pencarian dan penyelamatan serta kajian selanjutnya dapat dilakukan dengan cepat.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Suriah pada Selasa yang sama mengecam sanksi Amerika Serikat (AS) karena menghambat pekerjaan kemanusiaan dan operasi penyelamatan di negara yang tercabik perang itu.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Kemenlu Suriah mengatakan bahwa warga Suriah, yang sedang menghadapi bencana gempa bumi, menggali puing-puing dengan tangan kosong atau menggunakan alat paling sederhana karena peralatan untuk memindahkan puing-puing dilarang oleh sanksi AS.
Selain itu, dikatakan juga bahwa warga Suriah juga tidak diberi akses terhadap obat-obatan dan peralatan medis yang dapat membantu mereka menghadapi bahaya dan penyakit. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post