ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang dipercaya sebagai official partner perhelatan Hannover Messe 2020, di Jerman.
Dengan slot yang besar, Indonesia harus mampu merebut momentum ini untuk mengambil manfaat dan peluang sebesar-besarnya bagi peningkatan ekonomi nasional. Bahkan, bisa menjadi pintu masuk promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Presiden Jokowi bahkan secara khusus menginginkan, pada ajang Hannover Messe 2010, Indonesia bisa menunjukkan sebagai negara yang menarik untuk diajak kerja sama, mulai dari pengembangan industri, energi ramah lingkungan, dan biodiesel.
“Selain itu, kita memiliki potensi nikel terbesar di dunia yang nanti bisa menghasilkan lithium–ion battery yang berperan pada generasi masa depan,” ujar Jokowi pada pengantar rapat terbatas mengenai Persiapan Hannover Messe 2020 dan World Expo Dubai 2020 di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/2).
Merespon perintah Presiden itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, Hannover Messe merupakan pameran teknologi industri terbesar di dunia. Eksposur global pameran ini tercermin dari kehadiran 6.000 co-exhibitor.
“Hannover Messe 2020 akan berlangsung pada 20-24 April, dengan tema umumnya adalah industrial transformation,” ujar Menteri Agus melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/2/2020).
Pada gelaran ini, akan menampilkan beragam produk teknologi yang terbagi ke dalam enam kategori tematik, yaitu future hub, engineered parts & solutions, logistic solutions, automation, motion & drives, energy solutions, dan digital ecosystem.
“Sementara itu, tema khusus yang kita usung adalah Making Indonesia 4.0, yang akan menampilkan capaian implementasi teknologi industri 4.0 pada lima sektor industri prioritas,” jelas Menperin.
Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronika.
Sebagai bagian dari strategi branding, selain logo partner country, juga akan digunakan tagline “Connect to Accelerate” yang mengajak berbagai stakeholder untuk bisa bersinergi mendorong pertumbuhan sektor industri melalui penerapan teknologi industri 4.0.
“Partisipasi ini bertujuan untuk mempromosikan peta jalan Making Indonesia 4.0, mendorong kerja sama industri, serta mempromosikan ekspor dan investasi pada industri manufaktur,” jelas Agus.
Sementara itu, Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Doddy Rahadi mengemukakan, Indonesia memiliki peluang besar pada perhelatan Hannover Messe 2020, terutama dalam memacu sektor industri nasional agar berdaya saing global, di antaranya melalui kerja sama bidang investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).
“Di Paviliun Indonesia, kita akan menampilkan lebih dari 170 co-exhibitors di area seluas 3.000 meter persegi,” ujarnya.
Selain mempromosikan para pelaku industri nasional, delegasi Indonesia juga akan menampilkan lembaga riset dan startup Indonesia dan mengangkatnya dalam seminar dan konferensi, baik di paviliun Indonesia maupun di kegiatan-kegiatan yang diagendakan penyelenggara.
Paviliun Indonesia yang bertema “Making Indonesia 4.0” akan terbagi menjadi tiga area, yaitu Area General Purposes (Conference, Business Meeting area), Area Making Indonesia 4.0, dan Area Hannover Messe Display Category. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post