ASIATODAY.ID, KONAWE – Kawasan industri nikel China, Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) di Morosi, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, berubah mencekam Kamis (10/8/2023).
Ratusan buruh mengamuk dan berupaya merusak sejumlah fasilitas perusahaan hingga memicu kericuhan dengan aparat kepolisian.
Situasi mencekam itu terpantau dari rekaman video yang beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut terlihat para pekerja tambang, yang menggunakan helm kuning nyaris bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI.
Sejumlah aparat kepolisian, TNI dan Satuan Pengamanan (Satpam) terlihat berusaha mengamankan situasi kericuhan yang mencekam itu.
Untuk mencegah terjadinya aksi anarkis massa, polisi terpaksa melepaskan tembakan ke udara.
Kapolsek Bondoala, AKP Agus Darmanto mengatakan, kericuhan tersebut dipicu oleh salah paham antar pekerja di Perusahaan tersebut.
“Kejadian ini disebabkan oleh miss komunikasi saja. Penyampaian-penyampaian yang tidak utuh disampaikan, ada yang langsung paham. Ada juga yang kurang paham. Tapi sudah dijelaskan tadi, aman kondusif,” jelasnya.
Saat ini, situasi keamanan sudah terkendali dan kondisi di kawasan industri telah kembali kondusif.
Sebelum kericuhan pecah, para buruh yang terhimpun dalam Gerakan Solidaritas Anti Penindasan (GSBAP) Driver Dump Truck PT VDNI ini, menggelar aksi unjukrasa. Mereka mengecam maraknya polemik atau permasalahan yang terjadi di departemen transportasi di devisi DLL.
Dalam pernyataan sikap, para buruh menuntut enam poin sebagai berikut:
- Mendesak pimpinan tertinggi PT VDNI agar segera mencopot HRD yang dianggap lalai dan tidak becus menjalankan implentasi aturan yang ada di setiap departemen/devisi, sesuai dengan peran dan tupoksinya.
- Mendesak pihak pimpinan tertinggi perusahaan untuk memperjelas aturan- aturan yang ada di departemen transportasi, devisi DLL, dan di tuangkan secara tertulis yang kami dianggap ada oknum-oknum tertentu membuat regulasi dan aturan sendiri yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dalam hal ini (HOD) China kemudian hal ini di lakukan tanpa sepengetahuan manajemen Indonesia.
- Mendesak pimpinan PT VDNI agar Segera dan secepatnya mungkin mencopot HOD dan admin/Jubir DLL yang dianggap tidak becus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan regulasi yang di sebutkan dalam mekanisme undang-undang ketenagakerjaan.
- Meminta transparansi terhadap pemotongan bonus karyawan yang sesuai regulasi dalam peraturan perusahaan (PP) yang disinyalir ada indikasi pungli terhadap pemotongan bonus driver yang di lakukan oleh HOD CHINA yang bekerjasama dengan admin/jubir untuk memeras karyawan.
- Mendesak pimpinan tertinggi PT VDNI untuk memperjelas mengenai mekanisme atau regulasi pemberian surat peringatan (SP) kepada buruh/karyawan yang di anggap bertolak belakang dengan UU Ketenagakerjaan sebab sudah ribuan karyawan yang diberikan sanksi sepihak menjadi korban atas tidak jelasnya aturan pemberian SP dan hal ini sangat merugikan dan tidak memanusiakan buruh/karyawan.
- Mendesak pimpinan PT VDNI untuk memperjelas regulasi atau mekanisme yang dituangkan dalam bentuk tertulis untuk poin-poin pelanggaran yang di anggap fatal dan merugikan perusahaan, sebab jika dinilai dan di tinjau secara objektif sudah banyak karyawan yang menjadi korban atas banyaknya pengembalian karyawan/buruh yang tidak jelas, yang di dasari oleh aturan-aturan yang tidak masuk akal dan di buat secara sepihak oleh HOD tanpa di dasari acuan sesuai dalam UU ketenagakerjaan. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post