ASIATODAY.ID, JAKARTA – Konflik Rusia dan Ukraina telah menyeret situasi global dalam krisis berlipat ganda. Belum lagi dampak pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, beratnya situasi saat ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun negara-negara lainnya turut merasakannya, seperti Jerman dan Jepang.
Bahkan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida secara khusus telah berbicara dengan Jokowi, terkait krisis global ini.
Jokowi mengungkapkan dua hari lalu Kanselir Jerman Olaf Scholz meneleponnya membicarakan banyak hal mengenai kondisi dunia saat ini. Begitu juga, kemarin siang, PM Jepang Fumio Kishida berbicara dengan Jokowi untuk menyampaikan hal yang sama.
“Pandemi yang belum rampung, kemudian ada tambahan perang, sehingga semuanya menjadi sulit diprediksi, sulit diprediksi. Hal-hal yang dulu tidak kita perkirakan, semuanya muncul, semuanya,” kata Jokowi pada Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022).
Jokowi mengatakan semua negara mengalami kelangkaan energi. Permasalahan ini ditambah dengan adanya perang, yang membuat harga minyak mentah yang tahun 2020 adalah US$ 60 per barel, per hari ini harganya sudah mencapai US$ 115 per barel.
Pekan lalu, harga minyak mentah sempat menyentuh angka US$ 130 per barel.
“Dua kali lipat naiknya semua negara. Harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga. Kita di sini masih tahan-tahan. Menteri Keuangan, saya tanya, bagaimana? Tahannya sampai berapa hari? Kita tahan-tahan terus,” tutur Jokowi.
Kelangkaan pangan juga terjadi di sejumlah negara. Akibatnya, harga pangan dunia naik, termasuk gandum.
Indonesia juga turut terkena imbas dengan harga kedelai dunia yang naik, ditambah perang Rusia dan Ukraina. Pasalnya, hampir 20% lebih gandum dipasok dari Rusia dan Ukraina.
Menurut Jokowi, untuk mengatasi persoalan global akibat pandemi Covid-19, termasuk perang antara Rusia dan Ukraina, Jokowi menegaskan kuncinya ada di kecepatan berubah dan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
“Kuncinya menurut saya, kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ini yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu, perlu stabilitas,” ungkap Jokowi.
Jokowi menegaskan, salah satu yang harus dilakukan adalah melakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi sekarang ini, diperlukan keberanian mentransformasi ekonomi, sehingga akan memberikan manfaat dan peluang jangka panjang untuk Indonesia lebih baik.
“Yang kita lakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi seperti ini, keberanian mentransformasi ekonomi ini akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang kita akan menjadi lebih baik,” imbuh Jokowi.
Kekhawatiran IMF
International Monetary Fund (IMF) telah mengkhawatirkan adanya ancaman krisis ekonomi global yang parah sebagai imbas dari perang antara Rusia dan Ukraina.
Pasalnya, harga pangan dan energi telah melambung dalam beberapa hari terakhir dan rantai pasok global semakin terganggu.
Situasi ini diperparah oleh tekanan inflasi yang semakin sulit dikendalikan. Sementara itu, situasi terus berubah dan perkiraan ke depan akan menjadi ketidakpastian yang luar biasa.
“Konsekuensi ekonomi sudah sangat serius,” demikian pernyataan resmi IMF pada Sabtu (5/3/2022).
JPMorgan Chase & Co. telah memangkas pertumbuhan global pada tahun ini sekitar 1 persen dan meningkatkan prospek inflasi mereka dengan angka yang sama.
“Kejutan harga akan berdampak di seluruh dunia, terutama pada rumah tangga miskin yang menjadikan pangan dan bahan bakar sebagai pengeluaran paling tinggi,” demikian IMF dalam laporannya.
IMF pun memperingatkan, jika eskalasi konflik terus meningkat, maka bencana ekonomi akan lebih dahsyat.
Sementara itu, sanksi yang dijtauhkan sejumlah kawasan akan mempengaruhi ekonomi global dan pasar keuangan sehingga merembet ke negara lainnya.
Karena itu, bank sentral harus betul-betul mengawasi kenaikan harga internasional dan inflasi domestik untuk mengkalibrasi langkah yang penting.
Pemerintah perlu menemukan cara untuk membantu rumah tangga yang paling rentan dan membantu mengimbangi kenaikan biaya hidup.
“Krisis ini akan menciptakan perubahan kebijakan yang kompleks, yang semakin memperumit lanskap kebijakan ketika ekonomi dunia pulih dari krisis pandemi,” kata IMF.
“Peperangan ini telah menimbulkan kerusakan ekonomi substansial. Ukraina akan menghadapi biaya pemulihan dan rekosntruksi yang signifikan,” lanjut IMF. (ATN)
Discussion about this post