ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dinilai gagal memperbaiki sistem menyusul insiden meledaknya kilang Pertamina di Dumai, Riau.
“Kejadian ini menandakan Direktur Utama dan Komisaris Utama Pertamina sekarang tidak dapat melakukan perbaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja di wilayah kerja strategisnya,” kata anggota Komisi VII DPR Mulyanto dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).
Mulyanto mengatakan Pertamina juga tidak efektif menggerakkan jajarannya. Terutama untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja.
“Pertamina butuh pimpinan yang dapat menggerakan semua potensi SDM (sumber daya manusia) untuk mengamankan aset yang dikelola,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Menurut Mulyanto, Pertamina seharusnya mampu berkoordinasi dengan aparat keamanan, terutama di wilayah kerja strategis.
“Ini penting karena wilayah kerja dan fasilitas produksi Pertamina adalah obyek vital negara, aset strategis nasional,” jelas dia.
Mulyanto prihatin kasus serupa terjadi tak lama setelah kebakaran di Depo Plumpang, Jakarta Utara. Perhatian ekstra kian penting menjelang Idulfitri dan memasuki tahun politik.
“Ledakan yang terjadi secara beruntun adalah hal yang tidak biasa. Jangan dianggap remeh,” tegas dia.
Dentuman keras disertai getaran kuat diduga berasal dari Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Provinsi Riau, pada Sabtu malam, 1 April 2023, hingga mengakibatkan kebakaran. Operasional kilang dihentikan sementara.
Area Manager Comm Rel dan CSR Kilang Dumai Agustiawan mengatakan tim keadaan darurat telah berhasil mengatasi ledakan tersebut pada pukul 22.54 WIB. Adapun penghentian operasional sementara dilakukan untuk memastikan keamanan. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post